Menjadi tetamu Allah...melakukan tawaf mengelilingi Kaabah

Saturday, April 24, 2010

USTAZAH ROHANI : Ketahui Hukum-hukum agamamu

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

KULIAH MUSLIMAT 23/4/2010 DI MARA

Jumaat adalah penghulu segala hari. Sebagaimana Ramadhan adalah penghulu segala bulan. Hari jumaat lah kita di minta tangguhkan jual beli sebentar, oleh Allah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِي لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ


Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Surah al-Jumu'a:9

Memperbanyakkan pengisian dengan menuntut ilmu dan majlis zikirullah, adalah suatu yang sangat-sangat dituntut. Demi untuk mempastikan umat islam dan juga tidak terlepasnya kaum muslimah memahami hukum-hukum Allah.

Membicarakan Kitab, 50 WASIAT RASULULLAH S.A.W. KEPADA KAUM WANITA, Ustazah Rohani , dari UNIKL mengulas tajuk yang berkaitan tentang.

“Ketahuilah Hukum-Hukum Agamamu”

Memulai dengan sebuah hadis, yang di petik, Majdi As-Sayyid Ibrahim
“Artinya : Dari Ummu Salamah, dia berkata. ‘Ummu Sulaim pernah datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata. ‘Wahai Rasulullah sesungguhnya Allah tidak merasa malu dari kebenaran. Lalu apakah seorang wanita itu harus mandi jika dia bermimpi ?. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab. ‘Jika dia melihat air ‘. Lalu Ummu Salamah menutup wajahnya, dan berkata. ‘Wahai Rasulullah, apakah wanita itu juga boleh bermimpi .? ‘Beliau menjawab. ‘Ya, boleh’. Maka sesuatu yang menyerupai dirinya adalah anaknya”.

Perhatikanlah firman Allah ini.

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Surah az-Zumar:9

Namun hari ini, ramai wanita lebih mengutamakan beli baju dari beli buku. Melawati dan sukarela menuju dan mara ke jualan baju dari ke majlis ilmu. Walaupun kedai tu tak menyeru dan memanggil, kita tuju aje ke sana. Tetapi majlis ilmu, nak kena panggil, itu pun tak semua yang mahu. Teguran ustazah mengingatkan semua.

Begitulah Islam menyeru agar para wanita diajari dan diberi bimbingan tentang hal-hal yang harus mereka biasakan, untuk kebaikan di dunia dan akhirat.


Ketiadaan ilmu membuatkan, didikan kita pada anak-anak tidak sempurna. Anak-anak hari ini, ada yang baru tingkatan dua, telah mula melakukan perbuatan keji dan terkutuk. Rimas kita mendengar di dada-dada akhbar hari ini perkara-perkara sebegini. Benarlah dikatakan, tangan yang mengoncang buaian itu boleh mengegar dunia. Salah mendidik, maka buruklah hasilnya. Nauzubillah. Berusahalah mencari ilmu, agar tidak mudah semua kita tertipu, oleh tarikan yang tidak menentu.

Tukar kepala kita, kalau tak suka ke kedai , buku, tak suka mata membaca ilmu, bawa telinga ke majlis ilmu. walau sekejap pun, datanglah... rasa-rasa nak lelap tu.. bolehlah nak keluarpun tak ape lah... kata ustazah.

Memerhati wasiat Nabawi ini, bahwa Ummu Salamah datang untuk mempelajari apa-apa yang tidak diketahuinya, sehingga akhirnya dia boleh mengetahui secara jelas dan menyeluruh. Begitulah seharusnya yang dilakukan seorang wanita muslimah. Mereka kena bertanya tentang hukum-hukum agamanya. Karena yang tahu hukum-hukum tersebut diantara mereka hanya sedikit sekali. Marilah kita mengamati wasiat ini.

Contohi bagaimana adab Ummu Sulaim yang memulai ucapannya dengan berkata.

“Sesungguhnya Allah tidak merasa malu dari kebenaran”. Maksudnya, tidak ada halangan untuk menjelaskan yang benar. Sehingga Allah membuat perumpamaan dengan seekor nyamuk dan yang serupa lainnya sebagaimana firman-Nya. “Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu”.


Begitu kesungguhan Ummu Sulaim. Tidak ada halangan baginya untuk bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang apa-apa yang mestinya dia ketahui dan dia pelajari, meskipun mungkin hal itu dianggap aneh. Sungguh benar Ummul Mukminin, Aisyah yang berkata. “Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar. Tidak ada rasa malu yang menghalangi mereka untuk memahami agama”.

Selagi engkau dikongkong dan diselaputi rasa malu dan tidak mau mengetahui hukum-hukum agamamu, maka ini merupakan kesalahan yang amat besar, bahkan sangat merbahaya. Bertanya agama malu, namun melakukan sesuatu di luar batas agama ramai yang tidak merasa malu.

Ada suatu pertanyaan dari Ummu Sulaim, dia bertanya. “Apakah seorang wanita itu harus mandi jika dia bermimpi?”. Maksudnya, jika dia bermimpi bahwa dia disetubuhi. Jawaban Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Jika dia melihat air”. Makna jawaban ini, bahwa jika seorang wanita benar-benar bermimpi dan ada petunjuk atau bukti terjadinya hal itu, yaitu dia melihat adanya bekas air mani di pakaian, maka ini merupakan syarat mandinya. Namun jika dia bermimpi dan tidak melihat bekas air mani, maka dia tidak perlu mandi. Setelah diberi jawaban yang singkat dan padat ini, Ummu Salamah langsung menutupi wajahnya dengan menekup mukanya seraya bertanya.

“Apakah wanita itu juga bermimpi?”.

Ketahuilah wahai Muslimah !
Rasa hairannya Ummu Salamah itu bukanlah sesuatu yang aneh atau pelik . Pernah terjadi pada diri Aisyah, sementaranya ilmunya lebih sempurna, sebagaimana yang disebutkan dalam suatu riwayat, dia berkata. “Kecelakaan bagimu. Apakah wanita akan mengalami seperti itu ?”. Dia berkata seperti itu dengan maksud untuk mengingkari bahwa wanita juga boleh bermimpi.

Jika permasalahan-permasalahannya yang hakiki tidaklah seperti yang disangkakan bahwa setiap wanita boleh bermimpi. Mimpi itu hanya terjadi pada sebagian wanita, sedangkan yang lain tidak. Maka inilah sebab pengingkaran dan kehairanan yang muncul dari Ummu Salamah dan Aisyah. Namun kehairanan ini boleh dijelaskan oleh jawaban Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‘Na’am, taribat yaminuki’, maksudnya : Benar, seorang wanita boleh bermimpi. Perkataan beliau : “Taribat yaminuki”, maksudnya, dia menjadi rendah dan berada di atas tanah. Ini merupakan lafazh yang diucapkan saat menghardik, dan tidak dimaksudkan menurut zhahirnya.

Kemudian di akhir ucapan beliau ada salah satu bukti nubuwah, yaitu perkataan beliau : “Sesuatu yang bisa menyerupai dirinya adalah anaknya”.

Ilmu pengetahuan moden telah menetapkan bahawa lelaki dan wanita saling bersekutu dalam pembentukan janin. Sebab jenis haiwan yang berkembang biak, benih datang dari pasangan laki-laki ke indung telur yang ada di dalam tubuh yang perempuan, lalu sperma yang satu bercampur dengan yang lain. Dengan pengertian, bahawa separuh sifat-sifat yang diwariskan kira-kira bersumber dari yang laki-laki dan yang separuhnya lagi kira-kira berasal dari perempuan. Kemudian boleh juga terjadi pertukaran dan kesesuaian, sehingga ada sifat-sifat yang lebih menonjol daripada yang lain. Maka dari sinilah terjadi penyerupaan.

Jadi sebagaimana yang kita ketahui , seperti apapun keadaannya, tidak mungkin bagi jenis haiwan yang berkembang biak, yakni hanya laki-laki saja yang boleh membuahi suatu mahluk hidup, tanpa bersekutu dengan indung telur pada jenis perempuan.

Semoga ilmu yang kita pelajari hari ini, dari wasiat Nabawi ini, semoga Allah memberi manfaat kepada kita semua.

Allahu a'lam.

No comments:

Post a Comment