Begitu seronok hari ini di kalangan orang-orang islam menceritakan hari-hari, isu-isu panas di mana-mana sahaja, baik di pejabat-pejabat, di kedai-kedai kopi, di taman-taman bila bertemunya sekawan beramai-ramai. Peliknya sempat mereka heboh memperkatakan itu dan ini, bahkan mengeluarkan fatwa sendiri, ini tak betul, ini hebat dan sebagainya. Paling mengejutkan andaian-andaian yang dibuat hasil pembacaan di akhbar-akhbar, di majalah-majalah sensasi dan berita-berita serta tayangan-tayangan di kaca tv atau yang di petik dari internet-internet membolehkan mereka menghukum seseorang sesuka hati. Hatta rumah tangga orang lain, yang tidak patut untuk disentuh telah di cerita-cerita..i.
Membendung gelaja ini memang sukar, bahkan ditentang. Bila berkata-kata, berkatalah yang baik-baik yang mengandungi nilai ibadah kepada Allah. Menjadikan kerja dan perilaku sebagai ibadah, bila segala peri laku tersebut tidak terkeluar dari norma-norma syarak ada nilai ibadah di situ. Banyak bercakap, banyak pula silapnya. Jika tidak mampu memperkatakan yang baik-baik, lebih baik diam. Namun, bila diajak kepada yang baik, bahkan mereka yang menegur mengingatkan agar kita kembali mengisi ruang sihat, ruang masa lapang dengan meperbanyakkan perkara-perkara yang memperingatkan kita kepada Allah, bahawa dunia ini perlu kita mengumpul bekal untuk ke akhirat, namun mereka yang mengingatkan akan di cantas, di perleceh, diperolok-olok, di dustai dan di tertawakan.
Meskipun Allah berfirman :-
فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ الذِّكْرَى
oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfa'at,
oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfa'at,
Tidak ramai yang boleh menerima peringatan. Begitulah nabi kita yang mulia, betapa susahnya baginda berdakwah hingga apa yang disebut di atas tadi, dilalui lebih hebat dari kita. Bahkan baginda dituduh dengan berbagai tuduhan yang tidak dapat diterima akal yang sihat. Mereka sanggup mengatakan nabi yang digelar mereka sendiri dengan 'al-Amin' sebagai ahli sihir dan pembohong, lagi pendusta. Mereka memandang dengan penuh benci serta perasaan dendam yang meruap-ruap. Sanggup mereka mengelar baginda sebagai seorang yang gila.. Zalim sungguh mereka, sedang kebenaran di depan mata. Semua ini boleh dirujuk dalam Sirah Nabawiyah, bagaimana hebatnya baginda di tentangi.
Apa lagi kita, bila membawa nilai agama di mana sahaja, pastinya tidak terlepas dari semua ini. Mereka tidak suka ditegur segala perbuatan mereka, yang kadang-kadang mempersenda-sendakan agama dan hukum yang di tetapkan oleh Allah secara Qat'i. Hukum Allah dibuat gurauan untuk memperkuatkan tindakan mereka. Sedangkan tiada hukum Allah boleh dipermain-mainkan.
Begitulah hendaknya, mereka yang tergolong di dalam golongan ini, bila sudah terbiasa dengan amalan demikian, mereka cukup tidak suka kepada sesuatu yang mengingatkan kerana biasa terkena di batang hidung dan tubuh badan. Lantaran demikian, mula mereka akan mencari-cari kesilapan orang yang mengingatkan. Hinggakan kebencian ini, sebenarnya benci dengan hukum Tuhan yang mampu diperlakukan oleh orang-orang yang membawakan. Kedengkian ini, mengundang mereka lebur dalam fitnah dan hasutan. Fitnah yang di ada-adakan, yang penting dapat menjatuhkan nilai diri seseorang. Tidak hairanlah hari ini, golongan ulama' jadi cemuhan. Tuan-tuan guru di perlekeh dan jadi bahan ajukkan. Hina sungguh perbuatan demikian. Sungguh mereka lupa ' ulama itu adalah pewaris nabi'. Mereka juga lupa, barang siapa memusuhi wali Allah adalah musuh Allah dan mengisytihar perang dengan Allah.
Namun apa yang dialami demikian, tidaklah sehebat pengorbanan Rasul junjungan. Lantas InsyaAllah, kita masih boleh bertahan dengan bantuan Tuhan yang sentiasa memberi pertolongan.
Firman Allah:-
إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُواْ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ . وَإِذَا مَرُّواْ بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ . وَإِذَا انقَلَبُواْ إِلَى أَهْلِهِمُ انقَلَبُواْ فَكِهِينَ . وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَؤُلَاء لَضَالُّونَ . وَمَا أُرْسِلُوا عَلَيْهِمْ حَافِظِينَ
Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang mentertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya (memejam celikkan mata mereka sesama sendiri-mencemuhnya). Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaum keluarganya, mereka kembali dengan riang gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mu'min, mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat", padahal orang-orang yang berdosa itu tidak diutus untuk menjaga (sesat atau tidaknya) orang-orang beriman itu. Surah al-Mutaffifin : 29-33
Allahu a'lam.
No comments:
Post a Comment