بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Terkenang ana dengan peristiwa Tsunami yang pernah berlaku. Bimbang rasa di hati, melihat hari ini kemungkaran sudah tidak dapat dikawal lagi. Baik anak zina yang bersepah di sana sini. Baik arak dan perempuan haram di langgani. Perkara-perkara begini sangat mengerunkan hati, seandainya tiba saat Allah mula murkai atas perbuatan manusia tanpa sempat bertaubat atas perbuatan yang diingkari, saat itu tidak kira siapa, yang bermaksiat atau yang beriman semua terkena panahan hasil mereka-mereka yang melakukan kemungkaran di muka bumi ini.
Bila Allah turunkan bala berbentuk gempa, banjir besar maupun Tsunami, Ada yang mengatakan bala, ombak besar bukan kehendak Allah. Allah itu maha pengasih, maha penyanyang. Tak mungkin Allah berkehendak begitu.., Bermacam pandangan orang. Bahkan ramai yang menekankan ini tak lebih dan Ia hanya suatu bentuk bencana alam.
Manusia harus sedar tujuan Allah menjadikannya di muka bumi ini. Persoalannya, Kenapa Allah jadi kan kita, telah di terangkan dan dijelaskan dalam surah Adzariyat : ayat 56. Allah berfirman berbunyi..
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku"
Makna yang lebih luas lagi, tidak Allah jadikan jin dan manusia itu, melainkan agar mereka beribadat atau mengabdikan diri kepada Allah. Jika tidak, Allah tak jadikan jin, tak jadikan manusia. Bila Allah jadikan kita,maka kita harus menyembah, beribadat, mengabdikan diri pada Allah sahaja. Tapi Allah tidak membiarkan manusia tanpa panduan, dan tunjuk ajar sehingga melakukan, tak kena cara yang betul dan sah. Maka sebagai keadilan Allah, Allah utus nabi dan rasul pada manusia.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”. (QS. An-Nahl : 36)
وَ مَا أَرْسَلْنَاَ مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُوْلٍ إِلاَّ نُوْحِيْ إِلَيْهِ أَنَّهُ لآَ إِلهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُوْنِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan kami mewahyukan kepadanya bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. Al-Anbiya` : 25).
Allah utuskan supaya rasul ajar cara bagaimana kita beribadat dan menyembah semata-mata, dan berbuat kebaikan kepada Allah. Dan menjauhkan dari menyembah thaghut. Di tafsir dalam kitab tafsir, jangan menyembah syaitan. Hari ini ada remaja yang menyembah syaitan. Allah kata jangan sembah syaitan, berhala, tokong, bulan bintang dan matahari. Allah utuskan nabi dan rasul memandu manusia.
Bila manusia tidak mengikut apa yang di kehendak oleh Allah dan derhaka, maka Allah turunkan bala bencananya ke atas manusia. Maka Allah turunkan ayatnya dalam surah Ar-rum
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).Ayat : 41
Allah kata berlaku kerosakan di darat dan laut sebab dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia. Maksiat-maksiat, mungkar-mungkar yang dilarang oleh Allah, dilakukan juga oleh manusia, yang disuruh buat tidak dibuat oleh manusia. Maka sedikit, balasan apa yang dilakukan. Maknanya ini baru sikit balasan Allah atas perbuatan tersebut. Allah tangguhkan kan di akhirat balasan seterusnya.
Ada yang mengatakan bala, ombak besar bukan kehendak Allah. Dengan alasan, Allah maha pengasih, maha penyanyang. Bermacam pandangan orang. Ia hanya bencana alam. Kalau kita membaca perkembangan alam, wujud alam, bila kita melihat mala petaka berlaku, kita analisa dan kita pandang melalui Quran dan Hadith. Di sini dapat kita mengamati bahawa Allah ceritakan bala petaka yang berlaku dalam alam ini, di dunia sejak Nabi Adam lagi sampai hari ini. Misalnya Taufan besar dan banjir berlaku zaman zaman Nabi Nuh, Zaman Nabi Lut, Allah terbalikkan bumi , Allah balas sedikit di dunia (sebahagian) selebihnya Allah balas di akhirat. Allah beri peringatkan ini, supaya mereka kembali kepada agama Allah.
Manusia hari ini semakin jauh dari Islam, mengejar pembangunan, menghambat kekayaan. Islam tidak menghalang mencapai kemajuan, syaratnya biarlah selari dengan Islam. Sayangnya semua itu dibuat, tak kira halal haram, asal maju dan membangun dan jauh berkembang ke depan. Jauh tinggalkan agama, kejar dunia semata. cintakan dunia keterlaluan. Sedangkan, 'Cinta dunia, punca kemungkaran'.
Bila di sebut dan diajak, kembali kepada Islam yang syumul, balik pada Quran dan Hadith, ada yang mempersendakan, zaman kemajuan, Sains dan teknologi, kita tidak boleh maju.... inilah jawab sesetengah orang. Panjang sebutannya, berapa harakat tu, nak buktikan tak boleh ikut islam. Inilah jawapan orang-orang yang menentang Islam.
Jadi berlaku ombak besar, berupa peringatan Allah, nak menyedarkan manusia dari tidur yang lena dan sifat lalai mereka. Allah rasakan sedikit kesakitan dari apa yang mereka lakukan agar sebahagian besar berbalik ke pangkal jalan yakni berbalik kepada Islam. Ada juga yang sanggup mengatakan tidak ada kena mengena dengan amalan manusia. Bahkan ramai hari ini manusia menderhaka, membelakangkan Quran dan Hadith.
Apa yang disuruh buat, mereka tak buat, apa yang dilarang dibuat, dibuatnya bahkan mempersenda-sendakan pula. Maka Allah buat demikian agar kita yang tidak kena malapetaka tersebut, melahirkan rasa bersyukur kepada Allah. Kita kena ingat..., ini adalah peringatan Allah. jika beginipun keadaannya masih tak insaf, tak sedar lagi, tak mahu balik kepada Quran dan Hadith. Kita bimbang Allah turun yang lebih dahsyat lagi. Nauzubillah min zalik..
Bila menolak ini dari Allah, bencana alam katanya. Bimbang boleh membawa kerosakan aqidah. Sedangkan apa yang telah berlaku, sedang dan akan berlaku adalah kehendak dan kekuasaan Allah. Walaupun ada yang berani mengatakan bencana alam. Sedangkan, bergerak apa sahaja sesuatu tidak terlepas dari Qadar Allah.
Peringatan ini adalah untuk diri ana sendiri dan juga pada kita semua yang mana dengan peringatan ini di harap dapat menjadikan kita insan yang bertaqwa dalam bentuk yang sebenar-benarnya.
Allahu a'lam.