Menjadi tetamu Allah...melakukan tawaf mengelilingi Kaabah

Tuesday, August 31, 2010

LEMAH

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Lesu, layu dan tidak bermaya umat islam hari ini. Sekuat mana pun mereka tiadalah ramai yang berdaya untuk mengangkat sehelai kain selimut. Betapa amalan bangun malam di abaikan. Sayang sekali ramai yang tidak nampak janji-janji Allah yang tersangat besar bagi mereka yang dijemput oleh Allah di sepertiga malam.

Sepuluh malam terakhir ini, kita masih lagi di beri nafas oleh Allah, di beri kesempatan yang banyak untuk menempuh ramadhan yang di dalamnya dijanji dan dilipat gandakan oleh Allah dengan gandaan 1000 bulan. Pemurahnya Allah pada umat Nabi Muhammad s.a.w. , umur tidak panjang, tetapi amalannya sangat panjang. Barang siapa yang bercita-cita dan bersungguh untuk mendapatkannya, InsyaAllah tiadalah Allah persiakan. Pastinya bagi yang telah memperolehinya akan terus menerus bangun malam. Teringat kata-kata ustaz, barang siapa yang masih tidak mampu untuk bangun malam, kemungkinan masih ada dosa-dosanya yang tidak di ampun oleh Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyanyang. Maka bangkitlah, kerana seribu kehebatan malam yang tiada tandingan di sisi Allah s.w.t.


Daripada Abu Hurairah,Rasulullah bersabda:

“Pada setiap malam di sepertiga terakhir pada bahagian malam,Allah turun ke langit dunia dan berseru:”Siapa yang memangggilKu, maka Aku akan menyambutnya. Siapa yang memohon kepadaKu,Akupun mengabulkannya. Dan siapa yang memohon ampun, maka Aku mengampuninya.
(Bukhari,Muslim,Tarmizi.)

Allah melukiskan orang-orang yang berjaga malam dalam firman-Nya:

تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفاً وَطَمَعاً وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ . فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاء بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ


"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo'a dengan penuh cemas dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki mereka yang kami berikan. tak seorangpun mengetahui apa yang disembunyikan bagi balasan terhadap apa yang mereka kerjakan".
(as-Sajdah : 16 - 17)

Bila kita kaitkan ada yang berkawan dengan syaitan, pasti ramai yang akan marah. Namun Orang yang sukar bangun malam bersahabat dengan syaitan, berdasarkan sebuah hadis,

Daripada Ibn Mas”ud ia berkata:”Pernah diceritakan seorang sahabat kepada Rasulullah bahawa ada seseorang yang sepanjang malam tidur,tidak pernah bangun sedikit pun untuk solat.Rasulullah menjawab:”Telinga orang itu telah dikencing oleh syaitan.” (Bukhari,Muslim dan Nasai)

Allahu a'lam.

ZAKAT FITRAH

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

RISALAH INI PETIKAN DARI TULISAN
By: Faris Khoirul Anam

Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):
“Zakat fitrah adalah pembersih bagi orang yang berpuasa dari segala kotoran, dan makanan bagi orang-orang fakir miskin”.
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)


Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):
“Jagalah harta kalian dengan zakat. Obatilah penyakit kalian dengan shadaqah. Hadapilah hantaman bencana dengan do’a dan tadlarru’.”
(HR. Abu Dawud)


Zakat fitrah hukumnya wajib. Waktu mengeluarkannya ada 5 (lima) kemungkinan :

1. Waktu wajib: dengan ditemuinya sedikit waktu dari Bulan Ramadlan dan sedikit waktu dari Bulan Syawwal. Artinya, seseorang ada (hidup) dan memenuhi syarat wajib saat matahari terbenam pada malam hari raya.

2. Waktu fadhilah (utama): Pada hari raya, setelah terbit fajar (subuh) dan sebelum shalat ‘Ied dilaksanakan. Dan yang paling utama adalah setelah shalat Subuh.

3. Waktu boleh: yaitu sejak hari pertama bulan Ramadlan.

4. Waktu makruh: dengan mengakhirkan zakat sampai shalat ‘Ied selesai dilaksanakan hingga matahari terbenam. Kecuali untuk suatu kemaslahatan, seperti menunggu kerabat atau orang fakir shalih yang akan dia beri zakat.

5. Waktu haram: dengan mengakhirkan hingga waktu siang pada hari raya itu telah berlalu (hingga terbenam matahari pada tanggal 1 Syawwal), kecuali untuk suatu keperluan, misalkan karena belum menemukan orang yang berhak dizakati (zakat yang dikeluarkan saat itu dianggap qadla, namun dengan tanpa dosa).

Siapakah yang wajib berzakat?
Zakat Fitrah wajib atas setiap orang Islam yang merdeka, memiliki makanan cukup untuk siang hari raya dan malamnya, baik laki-laki maupun perempuan, baik yang masih kecil (bayi, belum baligh, dsb) atau yang sudah besar/tua.

Jika seorang suami tidak mampu mengeluarkan zakat fitrah bagi istrinya, maka dia tidak wajib membayarkan zakat istrinya tersebut. Dan sang istri juga tidak wajib membayar zakat untuk dirinya sendiri, namun tetap dianjurkan baginya untuk berzakat.

Jika seorang ayah sudah tidak wajib lagi menafkahi anaknya, misal karena anaknya sudah baligh, maka sang ayah tersebut tidak sah jika mengeluarkan zakat anaknya, kecuali jika sang anak sudah memberi ijin. Adapun anak yang belum baligh, baik anak laki-laki maupun anak perempuan, demikian juga istri dan seluruh orang yang wajib dinafkahi, tidak disyaratkan untuk minta ijin ketika akan mengeluarkan zakat mereka.

Niat Zakat
Niat zakat hukumnya wajib, guna membedakan antara zakat wajib dengan shadaqah sunnah. Dengan berniat, “saya berniat mengeluarkan zakat fitrah, fardlu, karena Allah SWT”. Waktu berniat adalah ketika si penerima zakat atau seorang wakil menerima zakat tersebut. Boleh juga seseorang menyerahkan urusan niat ini pada orang lain sebagai wakilnya. Sebagaimana diperbolehkan juga mendahulukan niat sebelum zakat dibayarkan pada si penerima atau sebelum diserahkan pada seorang wakil, dengan syarat : harta yang akan dizakatkan sudah ditentukan dan dipisahkan dari hartanya yang lain.

Berapakah yang harus dibayarkan?
Yang harus dibayarkan sebagai zakat fitrah adalah sebanyak satu sho’, atau 4 mud, atau seukuran 2,75 Kg. Sebagian kalangan mengatakan seukuran 3 Kg. Pendapat ini hendaknya yang dipakai untuk lebih berhati-hati (yaitu mengeluarkan zakat sebanyak 3 Kg).


Delapan kategori orang yang berhak menerima zakat :

1. Orang fakir
Yaitu orang yang tidak mempunyai harta dan pekerjaan sama sekali. Atau, punya pekerjaan dan harta tapi jauh dari standar yang dibutuhkan, baik untuk mendapatkan makanan, baju, dan tempat tinggal. Dengan mempunyai penghasilan kurang dari separuh harta yang dia butuhkan. Misalnya: Dia membutuhkan Rp. 500.000,- perbulan, namun penghasilannya hanya Rp. 250.000,- perbulan.

2. Orang miskin
Yaitu orang yang punya harta dan pekerjaan namun kurang begitu mencukupi. Dengan mempunyai penghasilan lebih dari separuh harta yang dia butuhkan. Misalnya : Dia membutuhkan Rp. 500.000,- perbulan, namun penghasilannya hanya Rp. 400.000,- perbulan.

3. ‘Amil
Yaitu orang yang ditunjuk oleh pemerintah untuk memungut zakat dan menyerahkannya pada orang yang berhak menerima. ‘Amil berhak menerima zakat meskipun dia tergolong orang kaya. Hal ini jika pemerintah tidak menggajinya. Jika digaji, maka ‘amil tidak berhak menerima zakat.

4. Orang yang hatinya masih “lemah”
Yaitu orang yang masuk Islam dan hatinya masih lemah karena baru memeluk Islam.

5. Budak mukatab
Yaitu budak yang sedang membayar cicilan pada tuannya untuk memerdekakan dirinya.

6. Orang yang mempunyai hutang

Dengan syarat dia berhutang tidak untuk keperluan maksiat. Termasuk ghorim adalah :

- Orang yang berhutang untuk mencegah permusuhan antara dua belah pihak, meski dia termasuk orang yang kaya.

- Orang yang berhutang untuk keperluan pembangunan masjid atau yang lainnya demi kemaslahatan umum, walaupun orang tersebut tergolong orang kaya.

- Orang yang berhutang untuk keperluan dirinya atau untuk keluarganya.

- Orang yang menanggung seseorang, dia berhak menerima zakat jika dia tidak mampu membayar hutang dan hutang yang harus dibayarnya sudah jatuh tempo, dan orang yang ditanggungnya dalam keadaan tidak mampu juga.

7. Orang yang berperang
Yaitu sukarelawan perang yang tidak mengambil gaji.

8. Ibnussabil
Yaitu orang yang berada dalam perjalanan atau orang yang hendak pulang ke daerahnya dan tidak mempunyai beaya untuk sampai ke tujuan, meski sebenarnya dia mempunyai harta di daerah asalnya tersebut.

Hukum Memindah Zakat

Tidak boleh memindah zakat dari daerah pembayar zakat ke daerah lain menurut pendapat terkuat dalam madzhab Syafi’i. Namun menurut Imam Ibnu Ujail, ada 3 hal yang difatwakan dalam madzhab Syafi’i, meski ketiganya bukan pendapat yang terkuat, yaitu:

1. Boleh menyerahkan zakat untuk satu golongan saja dari 8 golongan (yang tersebut di atas).

2. Boleh seseorang membayar zakat kepada satu orang saja dari salah satu golongan delapan.

3. Boleh memindahkan zakat dari tempatnya ke tempat lain, dengan diserahkan kepada orang-orang yang berhak di daerah lain.


Syarat-syarat penerima zakat yang harus terpenuhi oleh 8 orang tersebut di atas:

1. Islam, dengan demikian orang kafir tidak boleh menerima zakat, kecuali dia seorang ‘amil.

2. Bukan orang kaya, kecuali dalam beberapa hal yang telah dijelaskan di atas.

3. Bukan orang yang telah dicukupi nafkahnya oleh orang yang wajib menafkahinya, seperti istri yang telah tercukupi oleh nafkah pemberian suaminya, atau seseorang yang telah tercukupi oleh nafkah pemberian kerabatnya.

4. Bukan keturunan Bani Hasyim (anak cucu Sayyidina Abbas, Imam Ali, Aqil, Ja’far, dan Harits bin Abdul Mutthalib), dan bukan keturunan Mutthalib. Ini merupakan pendapat terkuat. Sebagian ulama memperbolehkan mereka menerima zakat jika mereka tidak menerima jatah khusus dari pemerintah Islam.

5. Bukan orang yang mahjur ‘alaih (dihukum tidak boleh memegang uang karena bangkrut atau tidak bisa membelanjakan uang dengan baik, karena gila, idiot, atau terlalu menghambur-hamburkan uangnya).

Wallahua’alam bisshawab…

PERGIATKAN IBADAH

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Bagi seseorang yang di awalnya lahir Islam, hidupnya cara Islam, juga matinya dalam Islam adalah orang yang bahagia . Begitu jugalah orang yang awalnya tidak islam, tetapi di akhirnya islam juga orang yang bahagia. Ada juga orang yang awalnya islam tetapi di akhirnya tidak islam, ini sangatlah rugi. Keuntungan sebenar ialah di akhir hidup kita, keadaan mana kita bertemu dengan Allah s.w.t. Paling rugi dari awal hingga ke akhir tidak islam. Tidak sedikit hidup cara islam yang beriman.

Begitulah ramadhan, ia tetap datang. Semakin hujung... semakin akhir.... semakin besar keuntungannya. Tetapi kita yang akan pergi. Belum tentu ramadhan yang akan datang kita hidup lagi. Cubalah bayangkan betapa rugi orang yang berniaga, jikalah mereka solat tarawih berjemaah pun tiada, bahkan solat fardupun entah kemana. Walau puasanya tetap sah, kerana sekecil-kecil amalan pun Allah tetap melihatnya. Namun pahala puasa itu tidak dapat menutup 1 solat fardu yang di tinggalkan. Alangkah besar dosa orang yang meninggalkan solat. Selagi akal waras, tuntutan solat tetap ada.

Alangkah ruginya kesempatan yang masih ada kita tidak merebut sebaik mungkin. Malam lailatul Qadr, malaikat yang turun lebih ramai dari butiran pasir di bumi. Mereka akan masuk ke rumah-rumah orang muslim memberi salam. Bagaimana yang dikatakan seseorang itu dapat keberkatan malam tersebut?

Menurut penerangan ustaz Fadzli kuliah subuh tadi, pastikan kita memastikan perkara-perkara berikut di sempurnakan sebaiknya :-

i) Solat maghrib berjemaah di masjid

ii) Sunat mandi antara maghrib ke Isyak untuk kesegaran ibadah malam.

iii) Melakukan solat tarawih di masjid atau surau , di mana mengikut mazhab syafie, solat 20 rakaat dan witir 11 rakaat (3 di masjid dan 8 lagi boleh lah buat di rumah)

Sayangnya sikap malas banyak menguasai kita. Cubalah kita berusaha untuk melakukan sesuatu perkara lebih baik atau lebih banyak. Namun tidak semua ini boleh di dapat jika tiada kesabaran seperti mana juga, sabar perlu bagi orang yang sakit untuk sembuh, orang yang miskin untuk kaya. Berusahalah agar tidak telepas kesempatan tarawih, lebih-lebih malam yang terakhir ini. Ulama dan orang soleh terdahulu seperti iman Ahmad Hambal, solatnya aje 300 rakaat. Iman shafie, solat siang khatam al Quran. Solat malam juga khatam al-Quran. Bagaimana bandingan dengan diri kita?

Sabar juga di tuntut apabila terima ujian. Lebih-lebih di bulan yang penuh didikan ini. Jika kita tidak sabar dengan kezaliman orang kepada kita, lebih-lebih membalas dan tidak memaafkan, maka kita telah mengambil bahagian dan hak tersebut di dunia. Di akhirat sana, yang balasanya dan ganjaran yang lebih hebat kita tidak mendapatnya. Maka bayarlah tindakan buruk terhadap kita dengan kebaikan. Sekiranya kita mendoakan mereka mendapat rahmat, malaikat akan mendoakan pula agar kita yang diberi rahmat.

Mungkin ada yang bertanya, bulan puasa syaitan di ikat. Jadi bagaimana halnya dengan orang yang masih bermaksiat, adanya kelab-kelab hiburan dan sebagainya. Ini adalah kerana gabungan antara nafsu dan syaitan. Mengulas perkara berikut ustaz menyatakan kata ulama' syafie, syaitan yang di ikat adalah syaitan-syaitan yang ganas (gedebe). yang samsing. Syaitan-syaitan yang menganggu dalam bentuk ganas. Sedangkan syaitan-syaitan yang jenis memuji dan memujuk tidak di ikat. Dengan syaitan ini pun manusia tewas..

Lawanlah godaan demikian dengan sekuatnya. Belum ada jaminan yang kita akan ditemukan dengan ramadhan tahun depan. Kematian datang bukan kerana uzur. Kadang-kadang anak terlebih dahulu pergi dari ibubapa, kadang-kadang orang sihat dulu pergi dari orang yang sakit, kadang-kadang sedang akad nikah, kematian datang menjelma, baru mengandung suami telah meninggal dunia. Doktor juga ada yang mati sebelum sakit.

Jadi kematian tidak dapat kita mengelaknya. Menjadi ahli lailatul Qadr tanpa syarat melihat perkara pelik. Kadang-kadang yang melihat perkara pelik ibadah pun tidak. Jadi lakukan amalan yang di sebutkan tadi. Walaupun tidak nampak perkara pelik, tetapi ibadat tidak putus, maka jadilah ia ahli lailatul Qadr. Qiamulail, lebih baik buat seorang diri. Tiada nas buat jemaah. Namun tarawih ada tuntutan di buat secara berjemaah.

Perbanyakkan doa lebih-lebih terhadap ibu bapa. Jika kita tidak sempat berbakti kepada keduanya, sekarang kita telah menjadi soleh, maka doai mereka. Agar Allah mencucuri rahmat pada kedua mereka. Perbanyakkan amalan agar kita mendapat jaminan Allah bebas dari neraka dan di janjikan dengan syurgaNya.

Disebutkan juga bahawa malam raya adalah malam berjaga. Berjaga untuk bertakbir seikhlas-ikhlasnya kepada Allah s.w.t. Kejutlah keseluruhan ahli keluarga agar takbir bersama. firman Allah:

وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"...Hendaklah kamu mencukupi bilangan puasa dan bertakbirlah (mengagungkan dan membesarkan) Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, semoga kamu bersyukur". (al-Baqarah: 185).

Selain bertakbir, kita juga disunat menghidupkan malam raya dengan ibadat lain seperti tilawah al-Quran, solat, tasbih dan istighfar. Ingatlah sabda Rasulullah SAW, "Sesiapa yang menghidupkan malam raya Fitrah dan malam raya Adha dengan mengharapkan pahala, nescaya tidak akan mati hatinya pada hari mati sekalian hati. "(Riwayat Ibn Majah).

Selain itu, zakat fitrah janganlah di lupakan. Tergantung puasa jika ianya tidak di tunaikan. Menurut ustaz, isteri... walaupun bekerja, zakat fitrah adalah tanggungan suami. Sedang anak, apabila baligh mereka, adalah tanggungan mereka sendiri. Jika mereka tidak punyai wang, umpama masih belajar, kita perlu memberi kefahaman kepada keluarga kita terlebih dahulu. Boleh kita membayarnya, tetapi minta izin dari diri anak-anak tersebut. Begitu juga, kita boleh memberi dan mengada duit untuk anak-anak kita, tetapi tidak boleh menyebut atau mengkhususkan bahawa 'ini duit untuk bayar zakat fitrah'. Ada kan sahaja dia duit, bagi seorang yang faham dia akan menbayar fitrahnya sendiri. Jika kita membayarkan tanpa izin mereka, ianya hanya jadi nilai sedekah.

Alangkah pentingnya kita mengambil segala kebaikan di bulan yang mulia ini. Lebih baik jika kita memahami dan berilmu dengan segala perkara di dalamnya. Tidaklah nanti puasa hanya tinggal puasa yang tidak bermakna. Berlalu begitu sahaja, tanpa memberi kesan ketaqwaan terhadap diri kita. Alangkah rugi serugi-ruginya.

Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya: “Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi dia tidak mendapat apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan dahaga. [Riwayat Ibnu Majah]

Allahu a'lam.

Sunday, August 29, 2010

KEMBALILAH KEPADA HUKUM ALLAH

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


Sungguh mendukacitakan bumi Allah telah dicemari dengan pembuangan bayi yang saban hari ditemui dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Sudah sampai masanya masyarakat hari ini buka mata dan menolak semua fahaman, kembali kepada kefahaman islam. Bimbang murka Allah tiba di muka bumi dengan banyaknya dalih untuk melaksanakan hukum Allah. Di sebabkan terlalu ingkar dengan hukum Allah, maka banyak sangat bala yang tidak terkawal hari ini, dengan pembunuhan, penyembelihan, tetakan, perebutan harta keluarga, saman menyaman, pembuangan bayi dan menentang faraid dalam pembahagian harta. Berat sekali perbuatan-perbuatan manusia hari ini yang tidak dapat mengawal nafsu yang bermaharaja lela dalam diri hingga untuk mencapai maksud tertentu tergamak melakukan diluar batasan syarak yang telah digaris pandukan dalam al-Quran dan Sunnah yang patut dijadikan panduan dan ikutan.


Selagi umat menolak menerima pakai hukum Allah, selagi itulah masalah tidak akan selesai, bahkan semakin hari semakin parah. Kembalilah kepada hukum Allah. Jika kita mengaku islam, putuskan lah segala perkara mengikut islam. Pastinya kita bukan mereka yang kafir yang menentang hukum Allah. Jika demikianlah, renungi ayat Allah yang menyebutkan :-

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ


Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. Surah al-Maidah :44


Anak-anak sampah, anak tandas, anak longkang yang ditemui, semuanya adalah hasil perbuatan keji yang telah bersemarak hasil dari nafsu syaitan segelintir umat yang tidak takut dengan pembalasan Allah. Mereka ini perlu di sedarkan, mereka ini perlu di seru melakukan taubat dengan taubatan Nasuha. Seru dan terus menyeru dan selamatkan mereka dengan azab Allah dengan menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah s.w.t


Mengikut peruntukan hukuman syarak yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadith yang dikuatkuasakan dalam undang-undang Qanun Jinayah Syar’iyyah bahawa orang yang melakukan perzinaan itu apabila sabit kesalahan di dalam mahkamah wajib dikenakan hukuman hudud, iaitu disebat sebanyak 100 kali sebat. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:-

الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا مِئَةَ جَلْدَةٍ وَلَا تَأْخُذْكُم بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ

yang bermaksud : “Perempuan yang berzina dan lelaki yang berzina, hendaklah kamu sebat tiap-tiap seorang dari kedua-duanya 100 kali sebat, dan janganlah kamu dipengaruhi oleh perasaan belas kasihan terhadap keduanya dalam menjalankan hukum Agama Allah, jika benar kamu beriman kepada Allah dan hari Akhirat, dan hendaklah disaksikan hukuman siksa yang dikenakan kepada mereka itu oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman”. (Surah An- Nur ayat 2)

Lantaran itu, pastinya bumi ini di semakin dipenuh dengan penzina-penzina lelaki juga wanita. Kemana mereka ini ingin membawa hala tuju. Apakah mereka ini akan terus melakukan zina demi zina. Pasangan demi pasangan. Pastinya akan tiba satu masa mereka memerlukan teman yang di jadikan tempat perlindungan dan teduhan kasih sayang. Namun perlulah ingat, di sebabkan keingkaran terhadap hukum-hukum Allah tadi, pastinya melahirkan ramai penzina. Maka seingin mana mereka terhadap golongan suci yang lain, mereka tidak boleh menolak ayat yang dibentangkan jelas dalam al-Quran, semoga menjadi renungan.

الزَّانِي لَا يَنكِحُ إلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لَا يَنكِحُهَا إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ

“LELAKI yang berzina tidak mengahwini melainkan perempuan yang berzina ataupun perempuan musyrik, dan perempuan yang berzina tidak mengahwini melainkan lelaki yang berzina atau lelaki musyrik, dan yang demikian itu
diharamkan ke atas orang-orang yang beriman.(al-Nur: 3)

Atas dasar inilah, kenapa islam melarang pergaulan bebas. Percampuran lelaki dan wanita, dan adap-adap berpakaian, walaupun dihadapan mahram, selagi bukan suami isteri ada adap berpakaian bukan boleh pakai sembarangan sahaja. Sayangnya ibu ayah hari ini tidak merasa bersalah bila anak-anak walau pun bertudung keluar dengan baju melekat di badan, jeans ketat dan padat, sikap ibu bapa begini sangat mendukacitakan. Jika tidak faham rujuk kepada orang yang lebih faham. Dalam islam tidak timbul 'jangan jaga tepi kain orang'. Kena jaga, kerana kita di perintahkan melaksanakan amar ma'ruf nahi mungkar. Jadi, awasi anak-anak dalam pergaulan, pakaian dan pergerakkan mereka. Jangan biarkan mereka membuka punca-punca ke arah penzinaan, kelak akan menyesal ketika dipertanggunjawabkan dihadapan Allah s.w.t.

Sebagai ingatan, mari mengambil iktibar dari ingatan Allah satu perkara jahat yang sangat perlu di jauhi. Jika dekatpun di larang, apatah lagi melakukan.

Firman Allah:
وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً

Dan Janganlah kamu manghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat.(al-Isra’:32)

Kembalilah kepada hukum Tuhan. Demi keselamatan di hari kebangkitan. Allahu a'lam.

Saturday, August 28, 2010

REZEKI JAMINAN ALLAH

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Muktakhir ini, ramai yang sakit jiwa, hidup dalam tekanan, jiwa gelisah tidak keruan, suka bertempik-tempik tatkala mendapat surat-surat peringatan hutang. Bahkan ada yang mengancam membunuh anak-anak jika di nasihat dan menerima surat hutang piutang. Begitulah keadaan mereka-mereka yang hidup dengan resah dan gelisah. Bukanlah tidak boleh berhutang, tapi biarlah terancang dan dalam kemampuan. Mahligai mana sangat untuk dibeli dengan hutang keliling pinggang. Kebanyakkan adalah mereka yang punyai rumah dan kereta menjalar lebih dari yang diperlukan. Sedangkan pemerhatian ana, mereka yang menjual ais krim, kerja alam flora, kerja pengawal keselamatan, masih boleh membina kehidupan. Bahkan anak-anak mereka berderetan. Mereka tidak bising dengan hutang. Kenapa mereka masih boleh menjalani kehidupan. Rumah mereka, disitulah tempat makan dan disitu juga tempat anak bergelimpangan tidur dalam gurau-gurauan. Sempat bercoloteh dengan penuh senyuman.

Sayangnya, yang bermasalah , suka marah-marah, mengherdik bila hutang di tuntut, adalah mereka yang bergaji atas 4 angka. Cara hidup mereka tidak seperti yang di gambarkan. Hidup mereka ala mewah. Bila berbincang pasal hutang, meraih simpati bagai orang yang terbuang. Bila balik kampung halaman, mereka-mereka inilah yang gah di sisi rakan taulan, jiran sewaktu persekolahan. Pandai sungguh mereka ini berlakun. Inilah yang berlaku pada peminjam-peminjam. Perkara ini, di bongkar oleh mereka-mereka yang memberi jaminan. Betapa meradang penjamin dengan lagak gaya mereka bila pulang bertandang ke kampung halaman. Sedang mereka inilah yang sangat liat membayar hutang.

Kebanyakan insan hari ini, lupa rezeki adalah jaminan Allah bagi orang-orang yang bertaqwa. Kebanyakkan manusia hari ini disibukkan mencari rezeki, namun masa untuk datang ke rumah Allah berbagai alasan di beri. Bandingan orang bertaqwa dalam mencari rezeki, mereka punyai masa mengabdi diri, menghadiri majlis-majlis ilmu dan berbakti kepada jiran tetangga. Berapa banyak di kaji selidik baik pelajar sekolah begitu juga ibubapa kepada pelajar ramai yang tidak mendiri kan solat, dan tidak sempurna solat 5 waktunya. Bila kita banyak menghampir diri kepada Allah, maka banyaklah pula pemberian Allah kepada kita.

“Firman Allah dalam hadis qudsi: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.” (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)

Begitu jugalah dalam sibuk menjalani kehidupan harian, ramai yang mengabaikan kedua ibubapa. Bukan setakat mereka tidak pernah di tanyai makan ker, tidak ker mereka, sakit ker, sihat ker mereka. Masing-masing terlalu kurang, dan berkira-kira walau menghantar suara buat kedua orang tua. Bahkan tidak ramai yang mendoakan kedua ibubapa mereka untuk kesejahteraan kehidupan mereka dunia akhirat. Ini juga menjadi penyebab kenapa ramai hari ini, mencari kesenangan, tetapi bukan bertambah senang, tetapi hanya menambah hutang. Adakalanya rezekinya terputus terus, dan sudah tua bangka masih bergantung dengan ibu bapa yang telah lemah Qudratnya. Ibubapa ini yang berusaha dengan titik peluh mereka, hasil mereka kadang-kadang dapat lagi menyara anak-anak yang telah cukup dewasa bahkan telah berumah tangga dan beranak pinak pula. Malunya mereka yang telah terputus rezeki dari Allah, pasti kena kembali mahasabah semula dimana silapnya. Sebuah hadis menyebutkan di mana maksudnya,

“Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya nescaya terputuslah rezeki (Allah) daripadanya.” (Hadis Riwayat al-Hakim dan ad-Dailami)

Maka koreksi diri, perbaiki segala hubungan, kerana memutuskan hubungan akan memutuskan rezeki yang Allah anugerahkan untuk hamba-hambanya. Ini jelas di sebutkan di dalam sebuah hadis,
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dilambatkan ajalnya maka hendaklah dia menghubungi sanak-saudaranya.” (Hadis Riwayat Bukhari)

Sekiranya anda ingin hajat-hajat anda dipenuhi, seboleh-bolehnya penuhilah hajat-hajat mereka yang memerlukan. Hindarkan dari hidup mementingkan diri sendiri, orang yang mementingkan diri sendiri, tidak akan mendapat pertolongan baik dari manusia, maupun dari Allah yang menciptakan semua makhluknya yang semata-mata diturunkan untuk di uji siapakah yang paling baik amalannya.

“Siapa yang menunaikan hajat saudaranya maka Allah akan menunaikan hajatnya…” (Hadis Riwayat Muslim)

Kembalilah kepada keyakinan sebenar, yang memberi rezeki adalah Allah semata. Tatkala seseorang mulai melupakan Allah, Allah juga akan melupai mereka. Janganlah terlalu mengejar kehidupan dan perkara-perkara yang hendak di tinggalkan di dunia, sehingga anda semua meninggalkan perkara-perkara yang pastinya menjadi perkiraan di sisi Allah untuk kembali bertemu denganNya untuk kesudahan kehidupan samada syurga atau neraka. Barang siapa yang menginginkan keselamatan di akhirat, hidup yang kekal selama-lamanya samada memilih bahagia atau untuk menghindarkan kecelakaan, bangkitlah, sedarlah, ketuklah pintu hati .. ayuh segera kembali mengutip segala bekalan, kerana dalam beberapa ketika lagi, pasti kita akan bertemu dengan Tuhan yang menciptakan. JanjiNya sangat benar. Dari Allah kita datang kepada Allah jua kita di kembalikan.

Allahu a'lam.

SUJUD SAJADAH

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Terpinga-pinga ana melihat jemaah di kiri kanan ana selepas solat subuh di Masjidil Haram atau di Masjid al Nabawi sewaktu bersolat di kedua masjid tersebut. Ini kerana pastinya mereka jarang bejemaah di surau atau masjid kerana mereka tidak tahu, bahawa adakalanya di pagi Jumaat imam membaca surah as-sajadah. Lantaran itu, kurang lebih ada rasanya 90% tidak bersujud tatkala imam turun sujud. Namun ianya bukanlah sesuatu yang wajib di lakukan. Namun sebaiknya elok lah di lakukan, seperti mana imam.

Sebaik imam habis solat, mereka bertanya sesama sendiri, ada yang bertanya rakan sebelah yang tidak faham pun bahasanya, hanya bahasa isyarat sahaja. Mana-mana yang berbangsa arab tu, dapatlah ana terangkan sikit-sikit, agak-agak dia boleh faham ana, ana boleh faham dia, alhamdulillah.

Mungkin di kalangan kita tertanya-tanya dan dan tidak tahu apa itu sujud sajadah. Bila mana Imam membaca surah sajadah pada pagi Jumaat pada rakaat pertama, apabila sampai dan habis ayat 15 surah tersebut, maka imam akan turun bersujud dan membaca seperti ini :-


سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وّشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الخَالِقِينَ

sajada wajhiya lillazii kholaqohuu wa sawwarahu wa syaqqa sam'ahuu wa basorahuu bihaulihii wa quwwatihii fatabaarokallahu ahsanul kholiqiin".

Maksudnya : Bersujud wajahku kepada Tuhan yang menciptakannya dan yang telah memberi rupa baginya dan telah memberi pendengaran dan penglihatannya dengan Daya dan KekuatanNya Maha Suci Allah sebaik-baik Pencipta.

Imam akan bangun berdiri semula menyambung surah tersebut sehinggalah akhirnya. Dan kemudian, rukuk seperti biasa.

Namun tidak mengapa juga membaca bacaan seperti yang biasa kita sujud sewaktu solat. Namun Sujud ini dihukumkan sunat sahaja. Seperti mana di jelaskan oleh hadis di bawah :-

Daripada Abu Hurairah r.a. katanya, Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Apabila anak Adam membaca ayat Sajdah, lalu dia sujud; maka syaitan jatuh sambil menangis. Katanya, "Celaka aku! Anak Adam disuruh sujud, maka dia sujud, lalu mendapat syurga. Aku disuruh sujud, tetapi aku menolak maka untukku neraka." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Hukum sujud sajadah adalah sunat mu'akad, atau sunat yang amat digalakkan.Dari Umar r.a.: Pada suatu hari Jumaat, dia (Rasulullah) membaca surah al-Nahl di atas mimbar, maka ketika sampai pada ayat sajadah, dia lalu turun dan sujud. Dan para hadirin juga turut melakukan sujud. Pada hari Jumaat berikutnya, dibacanya surah berkenaan, lalu apabila sampai pada ayat sajdah dia berkata: "Wahai manusia, sebenarnya kita tidak diperintahkan (diwajibkan) sujud tilawah. Tetapi barangsiapa bersujud, dia telah melakukan yang benar. Dan barangsiapa yang tidak melakukannya, maka dia tidak mendapat dosa." (HR Bukhari)

4 PERKARA BALA

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Sabda Nabi SAW, ”Kemanisan dunia adalah kepahitan akhirat. Dan pahitnya dunia adalah manisnya akherat.” (Thabrani, Baihaqi, Hakim)

Apabila bangun dari tidur seseorang, ia tidak mengingati Allah, bahkan ia mengingati dunia, maka ia akan di timpa 4 perkara bala' di dunia.

1. Susah yang tiada hentinya
.

Sampai ke petang hatinya terasa susah sahaja. Kitab Ihya Ulumuddin menyebutkan "cinta kepada dunia awal kepada dosa. juga Dalam sebuah hadis di sebutkan Sabda Nabi SAW lainnya,

”Cinta dunia adalah induk segala kesalahan.” (Baihaqi)


2. Kesibukkan yang tiada kesudahan.

Bila Allah sudah membenci seseorang, maka Allah tidak sudi seseorang itu membaca kitabnya. Maka jauhlah ia sejauh-jauhnya dari peringatan. “Firman Allah dalam hadis qudsi:

“Wahai anak Adam, sempatkanlah untuk menyembah-Ku maka Aku akan membuat hatimu kaya dan menutup kefakiranmu. Jika tidak melakukannya maka Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak menutup kefakiranmu.” (Hadis Riwayat Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abu Hurairah r.a.)



3. Kefakiran yang tiada nilai.

Imam Al-Bāqir as berkata: "Tiada kefakiran seperti ke fakiran hati dan tiada kekayaan seperti kekayaan hati".

Amirul Mukminin as berkata: "Orang kaya yang rakus adalah orang yang fakir

Amirul Muk minin as berkata: "Orang yang kaya (dunianya) adalah orang yang fakir".

Imam Zainal Abidin as berkata: "Orang yang memperoleh dunia paling banyak, maka dia adalah yang paling fakir di dalamnya

Imam Ali as berkata: "Kaya dengan Allah ialah paling besarnya kekayaan dan kaya dengan selain Allah merupakan paling besarnya kefakiran dan kesengsaraan".


4. Angan-angan yang tiada batas.

Imam Al-Hādi as berkata: "Kekayaan ialah sedikitnya angan-anganmu dan redha dengan sesuatu yang mencukupimu".

Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang ingin menjadi manusia yang paling kaya, hendaknya dia lebih percaya pada apa yang di tangan Allah daripada apa yang ada di tangannya sendiri”.

MARI BERDOA & SOLAT SUNAT AWWABIN

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Bagi memelihara keteguhan iman dan menghapuskan dosa, adalah digalakkan melakukan solat sunat Awwabin/Hizful Iman sebanyak 4 rakaat (2 salam) atau 6 rakaat ( 3 salam). Dilakukan sebelum bercakap-cakap selepas fardhu Maghrib.

Fadhilat Solat Awwabin

Sabda Nabi saw yang bermaksud:
"Sesiapa yang bersembahyang enam rakaat sesudah Maghrib tiada diselang antaranya dengan sesuatu bicara nescaya samalah pahalanya dengan ibadat dua belas tahun.'Riwayat Ibnu Majah, Ibn Khuzaimah dan At-Turmuzi.


Sebelum mendirikan solat, sunat membaca doa berikut ;




Ertinya :Selamat datang kepada malaikat yang bertugas malam, selamat datang kepada dua malaikat pencatat yang mulia, tulislah dalam rekod kau bahawa Aku bersaksi bahawa Tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahawa Muhammad itu hambaNya dan UtusanNya, Aku bersaksi bahawa syurga itu benar, neraka itu benar, kalam itu benar, Aku bersaksi bahawa qiamat itu benar dan pasti akan datang, tidak ragu-ragu lagi, Allah akan bangkitkan mayat dari kubur. Ya Allah simpanlah di sisiMu penyaksian ini untuk hari yang aku perlukan padanya.Ya Allah simpanlah dengannya amalanku, ampunlah dengannya dosaku, beratlah dengannya timbanganku, yang baik, dan pastikanlah dengannya pencapaian cita-citaku dan perkenanlah untukku Ya Allah Tuhan Yang Maha Pemurah.


Lafaz Niat

Sembahyang Sunnat Awwabin

a) Pada dua rakaat yang pertama





(Sahaja Aku solat sunat Awwabinn serta memelihara iman, 2 rakaat kerana Allah Taala)

Bacalah selepas membaca Al-Fatihah pada kedua-dua rakaat

1. Surah al-Qadr 1 kali
2. Surah al-Ikhlas 6 kali
3. Surah al-Falaq 1 kali
4. Surah al-Naas 1 kali

selepas itu beri salam, baca doa ini..







Ya Allah! Sesungguhnya Aku menyerahkan imanku kepada peliharaan Mu, maka imanku itu, semasa hidupku, semasa matiku, dan selepas matiku. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."


b) Pada dua rakaat yang kedua





Sahaja aku sembahyang sunnat awwabin dua rakaat kerana Allah Ta'ala


Selepas membaca al-Fatihah pada rakaat yang pertama, bacalah surah al-Kafirun dan pada rakaat kedua selepas al-Fatihah bacalah surah al-Ikhlas.


c) Pada dua rakaat yang ketiga





(Sahaja aku solat sunat awwabin serta Istikharah 2 rakaat kerana Allah Taala)


Selepas membaca al-Fatihah pada rakaat yang pertama, bacalah surah al-Kafirun dan pada rakaat kedua selepas al-Fatihah bacalah surah al-Ikhlas.


Amin ya rabbal alamin..

USTAZ MAZLAN : Tawaran Hebat

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

"Barangsiapa yang berpuasa dalam bulan Ramadhan, penuh keimanan dan berkira-kira(bersungguh-sungguh), maka diampunkan untuknya, segala dosanya yang terdahulu".

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Maksudnya : " Sesiapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan pengharapan akan diampunkan segala dosanya yang telah lalu " . ( H.R. Bukhari dan Muslim )

Hadis yang dibacakan di atas menegaskan bahawa puasa yang dilakukan dengan penuh keimanan dan berkira-kira apa yang boleh di lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, maka janji Allah yang terlebih baik ialah keampunan. Puasa ini boleh dibahagi kepada tiga bahagian.


أَوَّلُ شَهْرِ رَمَضَانَ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ

Maksudnya: Permulaan (awal) Ramadhan itu rahmat, pertengahannya keampunan dan akhirnya (penghujungnya) pembebasan dari api neraka.

Sekarang ini kita berada berada di tengah. Bahagian pertama kita telah selesai mudah-mudahan kita mendapat rahmah daripada Allah. Mudah-mudahan kita dipanjangkan umur untuk menghabiskan ke akhirnya, bahagian yang paling besar di tawarkan kepada umat Muhammad s.a.w., iaitu pembebasan dari api neraka.

Pembebasan dari api, adalah pembebasan yang sangat besar bagi penghidupan orang muslim. Dari awal hingga akhir, semakin besar ganjaran yang diberi Allah. Apa perkara lagi yang di harap kan selain bebas dari neraka dan maknanya mendapat syurga. Semakin besar!. Apa yang berlaku hari ini, ramai yang raikan di awalnya. Surau masjid penuh orang. Macam orang sembahyang jumaat, penuh. Makin lama makin suram dan kurang. Persoalan, apakah kita tidak percaya dengan janji-janji Allah s.w.t.

Sekiranya dijanjikan oleh orang baik dan dipercayai untuk memberi kita duit RM1,000.00 umapamanya. Ada yang dengar tawaran, tidak percaya, sudah tentu yang tidak pergi. Yang percaya sungguh, sebab yang menawar tak pernah bohong. dia pergi dia dapat. tapi masalahnya, ada yang percaya tak pergi. Jadi dia tak dapat. Jadi agak-agak golongan mana kita. Ini janji Allah. Kenapa kita tak sambut dengan tindakan kepercayaan tersebut. Islam perlu tindakan dan pembuktian. Iman itu sendiri , ikrar dengan lidah, benar dengan hati, perlu amal. Baru sempurna iman, diikuti dengan amalan.

Maknanya perlukan pembuktian kepercayaan kepada Allah s.w.t Jadi apa yang kita nak kata, pada yang percaya, tapi tak datang tadi. Apakah dia memang percaya, atau telah mewujudkan keraguan. Yang kita bimbang, takut-takut Allah ragu pada kita. Apa lagi janji yang lebih besar, dari kebebasan dari api neraka. Berakhirnya kehidupan, adalah syurga atau neraka. Jadi kalau Allah janji, kalau berpuasa penuh keimanan, tak masuk neraka. Tiba-tiba tak sambut. Kita sambut dengan program lain. Buat kuih, cari baju raya. Sanggup tinggal tarawih, baca Quran, hidupkan malam. Bukan tidak boleh, tapi jangan terlepas semua ini.

Inilah perkara yang perlu kita fikirkan. Sebaliknya semakin besar janji Allah, semakin jauh kita. Sebelum ini, kita berdoa dan kita minta di sampaikan ke bulan ramadhan. Dah berada dalam bulan ramadhan. Kita buktikan kita percaya kepada Allah dan janji Allah. Apa lagi dijanjikan satu malam, yang pahalanya lebih dari umur kita hidup. Malam lailatul Qadar, 1000 bulan. bersamaan 83 tahun, 3 bulan 3 hari.... Umur kita pun tak sampai. Ini janji Allah. Anugerah pada umat Muhammad s.a.w. Umur kita pendek. lebih tu subsidi. Umur umat nabi Nuh 950 tahun. Kita amal 1, seoalah beramal 83 tahun.

Kita tak mampu beramal 83 tahun. Apalagi mula beramal sangat lewat lepas umur 40 tahun, atau dah pencen. Baru kita nak ke Masjid. Bila Allah nak anugerah kita, satu anugerah pada 1 malam dalam bulan ramadhan. kalau hayati betul-betul, kita tidak akan tidur. Cari, setahun sekali sahaja dalam bulan ramadhan. Rasulullah s.a.w. kejut keluarganya, iktikaf di masjid malam akhir ramadhan. Dalam sebuah Hadis ada menyatakan bahawa Saidatina Aisyah r.a. berkata :
"كَانَ النَِّبيُّ (ص) إِذاَ دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْياً لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ"

Maksudnya : " Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. apabila masuk sepuluh hari terakhir Ramadan, Baginda akan mempertingkatkan amal ibadah, menghidupkan malam dan mengejutkan ahli keluarga " . ( Hadis riwayat bukhari )

Lailatul Qadar adalah malam yang dianugerahkan kepada ummat Nabi Muhammad s.a.w. dan tiada siapa yang tahu bila berlakunya malam tersebut walau diri Baginda sendiri. Sungguhpun demikian, Baginda menasihatkan umatnya supaya sentiasa memperbanyak dan mempertingkatkan amal ibadah khususnya pada malam-malam ganjil pada akhir Ramadan. Sabda Baginda dalam sebuah hadis riwayat Bukhari :

"
تَحَرَّواْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ"

Maksudnya : " carilah malam Lailatul Qadar pada malam ganjil sepuluh terakhir Ramadan " ( Hadis riwayat bukhari

Kemungkinan juga dari awal puasa. Namun yang belum lepas, kita berusaha sungguh-sungguh mendapatkan anugerah ini dengan penuh keimanan. Bukan pakai nasib. Pilih-pilih, rasa-rasa semalam contohnya. Tapi tak buat apapun. Nasihat ustaz, dalam malam yang tinggal ini, ibarat ada 14 biji guli dalam satu bekas, 1 guli dibuat dari emas. Sudah tentu kita nak cari yang satu tu. Tiada syarat kata nak pilih satu-satu. Nak ambil semua boleh, nak ambil satu boleh. Jadi, orang yang bijak cara mana nak ambil?. Ambil dengan bekas-bekaslah, dah tentu kita dapat. Tapi orang yang sombong, main pilih-pilih.

Sepatutnya, makin hari makin kuat amal kita. InsyaAllah, kita dapat, kerana sepanjang malam-malam itu dilalui dengan penuh ibadah, ada ganjarannya. Yang tidak lepas semalam pun, pastinya telah mendapat malam tersebut. Inilah perkara yang perlu kita hayati sekarang. Allah beri , agar kita ulang-ulang buat amal kebaikan ini agar berterusan kita lakukan pada sebelas bulan akan datang. Bulan, lain nafsu bergabung dengan syaitan. Kini kita berperang dengan nafsu kita. Kata ustaz, sekuat mana pun seseorang, kain selimut pun tak mampu nak angkat.

Tawaran Allah makin besar, kita pula lagi jauh. yang besar nampak kecil, yang kecil nampak besar. Apa yang berlaku kepada Hanzhalah . Kenikmatan dunia tidak sebanding nikmatnya menghadap sang Khalik dalam keadaan syahid. Begitulah prinsip yang dipegang oleh salah seorang sahabat Rosulullah SAW, Hanzhalah Bin Abu Amir , Qatadah menceritakan bahwa pada perang Uhud, Rasulullah SAW. berkata, ` Hanzhalah akan dimandikan oleh malaikat.” Maka para sahabat bertanya kepada keluarga Hanzhalah, “Apa yang terjadi dengannya?” Qatadah juga bertanya kepada istri Hanzhalah, lalu ia menjawab, “Ketika terdengar seruan perang Uhud, Hanzhalah segera pergi untuk berjihad padahal sedang berhadas besar.” Rasulullah SAW. berkata, “Karena itulah ia akan dimandikan malaikat.” (HR Ibnu Ishaq dari Ashim bin `Umar bin Qatadah)
Dalam kisah lain, Urwah bercerita, “Aku benar-benar melihat malaikat sedang memandikan Hanzhalah di antara langit dan bumi dengan air dari awan dalam sebuah tempat besar terbuat dari perak.” Abu Asid al-Sa`idi lalu berkata, “Kami pergi melihat Hamzah, kepalanya meneteskan air.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan Ibnu Sa’ad dari Hisyam bin Urwah)

Seruan jihad dilaungkan lawan kaum Quraisy, Hanzhalah baru kahwin, menyahut seruan lalu meninggal, Rasulullah s.a.w. menceritakan, dia dimandikan oleh malaikat air dari langit dan bekas perak. Beginilah orang yang beriman dan yakin kepada Allah Begitulah Abu Bakr, menyerahkan seluruh hartanya, lalu ditanya apa yang dia tinggalkan untuk anak isteri, katanya dia tinggalkan Allah dan rasulnya. Dia yakin janji Allah, semua ini dijanjikan bayaran dengan syurga Allah. Jadi malam terakhir kita di janji anugerah yang besar, tanpa perlu keluar harta.

Kisah Mus'ab Umay, pemuda kacak. Wanita Quraisy menyimpan harapan berkahwin dengannya. Asalnya kaya dan terkenal. Minyak yang paling hebat di pakai, pakaian yang paling hebat dia lah yang pakai. Bila dia memeluk islam. Keluarga tentang, ibuayah marah. Pujuk supaya kembali. Dia tidak mahu, akhirnya di kurung, tidak juga dia kembali, ibunya lesu tak makan. bila di tanya, selagi dia tak kembali ke agama nenek moyang, dia tak akan makan sebab berjanji kepada berhala. Apa yang dijawab oleh Mus'ab Umay sekiranya ibu di beri 100 nyawa, mati dan di beri lagi, nescaya dia tidak akan tinggalkan agama Muhammad s.a.w. Apa maknaya? Melainkan dia memandang, apa yang dia dapat selepas islam, janji Allah itu lebih baik dari apa yang dia ada di sebelumnya.

Zaman kita ini, islam kembali kepada dagang. Kembali seperti mana ia bermula. Untuk kekal di beri berita gembira, maka kita kena hayati apa yang dijanji Allah kepada kita. Jangan leka dengan dunia yang sementara. Jadikan apa yang dibuat agar kita berjaya di hari akhirat. Biarpun kita sedikit, kita percaya dengan janji Allah. Umat islam di akhir zaman macam hidangan yang lazat dan diterkam oleh orang kafir macam orang lapar. Dibelasah, di patah. Sahabat tanya, adakan masa tu sedikit. Rasulullah s.a.w. kata, bahkan ramai, tapi macam buih di laut. sebab berlaku, cinta dunia dan takutkan mati.

Rasulullah SAW pernah bersabda yang bermaksud:
"Seluruh umat manusia hampir mengelilingi kamu seperti mereka (yang kebuluran) mengelilingi hidangan makanan, lalu seorang sahabat bertanya: Adakah kerana bilangan kami pada waktu itu sedikit, wahai Rasulullah? Jawab Baginda: Tidak, bahkan bilangan kamu amat ramai tetapi kamu adalah laksana buih di lautan. Allah akan mencabut daripada hati seteru atau musuh kehebatan kamu dan menyematkan dalam hati kamu perasaan al wahn. Lantas sahabat bertanya lagi: Ya Rasulullah! Apakah yang dimaksudkan dengan al wahn itu? Ujar Baginda: Iaitu cintakan dunia dan takutkan mati." (Hadis riwayat Abu Daud dan Ahmad)

Mudah-mudahan apa yang diperkatakan dan disampaikan oleh ustaz, boleh memperingatkan diri kita semua. Allahu a'lam.

HINDARI 3 KECELAKAAN

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

hadist imam Bukhori dalam kitabnya adab mufrad dari Jabir bin Abdillah :

لَمَّا بَنَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمِنْبَرَ جَعَلَ لَهُ ثَلَاثَ عَتَبَاتٍ، فَلَمَّا صَعِدَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَتَبَةَ الْأُولَى، قَالَ: " آمِينَ "، ثُمَّ صَعِدَ الْعَتَبَةَ الثَّانِيَةَ، فَقَالَ: " آمِينَ "، حَتَّى إِذَا صَعِدَ الْعَتَبَةَ الثَّالِثَةَ، قَالَ: " آمِينَ " فَقَالَ الْمُسْلِمُونَ: يَا رَسُولَ اللهِ رَأَيْنَاكَ تَقُولُ آمِينَ آمِينَ آمِينَ وَلَا نَرَى أَحَدًا، فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ صَعِدَ قَبْلِي الْعَتَبَةَ الْأُولَى، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، فقُلْتُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ ، فقَالَ: مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَأَبْعَدَهُ اللهُ، قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ، فَلَمَّا صَعِدَ الْعَتَبَةَ الثَّانِيَةَ، قَالَ: يَا مُحَمَّدُ، قُلْتُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، قَالَ: مَنْ أَدْرَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ فَصَامَ نَهَارَهُ، وَقَامَ لَيْلَهُ ثُمَّ مَاتَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَدَخَلَ النَّارَ، فَأَبْعَدَهُ اللهُ، قُلْ: آمِينَ، قُلْتُ: أَمِينَ، فَلَمَّا صَعِدَ الْعَتَبَةَ الثَّالِثَةَ، قَالَ: يَا مُحَمَّدُ، قُلْتُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، قَالَ: مَنْ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ فَمَاتَ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَدَخَلَ النَّارَ، فَأَبْعَدَهُ اللهُ، قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ

Artinya : "Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam naik ke atas mimbar kemudian pada langkah pertama mengatakan : "amien", pada langkah kedua mengatakan :"amien" sampai pada langkah ketiga mengatakan : "amien".Para sahabat bertanya."Kenapa engkau berkata amin, amin, amin, sedangkan kami tidak melihat seorangpun wahai Rasulullah?" Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:"Telah datang malaikat Jibril yang naik mimbar didepanku dan berkata : wahai muhammad. aku berkata : labbaika wasa'daik. dan ia berkata : Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup tetapi itu tidak memasukkan dia ke syurga dan katakanlah amin! maka kukatakan, ‘Amin’ ".Kemudian pada langkah kedua Jibril berkata lagi. Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan, puasa pada siangnya dan sholat pada malamnya kemudian meninggal tidak diampuni dosanya dan masuk neraka dan katakanlah amin!’, maka aku berkata : ‘Amin’.Kemudian pada langkah ketiga Jibril berkata lagi.’Hai Muhammad celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin’." (HR Bukhori)

Petikan serba sedikit penjelasan dari Hadis di atas, yang di syarahkan oleh Ustaz Azizan Hj Abdul Rahman di pejabat ana, ialah, setelah selesai baginda Rasulullah s.a.w. berkhutbah, sahabat berkata dan bertanya Rasulullah s.a.w., Kami telah dengar dari kamu tiap kali melangkah, kamu sebut perkataan Amin, yang tidak pernah kami dengar dan sebut sebelum ini, kenapa?.

baginda Rasulullah s.a.w menerangkan, baginda di datangi malaikat Jibril, Amin yang pada langkahan rasulullah yang pertama, kata Rasululullah s.a.w, Jibril kata, amat rugi, amat malang dan cukup celaka, orang yang berkesempatan bersama-sama dengan kedua ibubapanya tidak berusaha untuk mendapatkan keredhaan keduanya dan tidak layaklan mereka masuk syurga Allah s.w.t . Maka kata Rasululullah s.a.w, aku pun meng'amin'kan doa Jibril tersebut.

Maknanya di sini, Allah memberi kesempatan ketika kedua ibubapa kita masih hidup kita tidak mengambil kesempatan untuk mendapatkan keredhaan kedua ibubapa kita. Bau syurga pun tidak dapat, apatah lagi masuk ke dalamnya. Sebagaimana yang disebut dalam sebuah hadis,

Sabda Rasulullah s.a.w.:

Maksudnya : “Keredhaan Allah itu berada dalam keredhaan kedua ibubapa, dan kemurkaan Allah itu berada dalam kemurkaan kedua ibubapa”. Riwayat At-Tabrani

Jika ibubapa kita sudah tiada lagi di dunia ini, Selain itu menghubungkan silaturahim dengan teman-teman dan kaum kerabat serta orang-orang kesayangan ibu bapa juga merupakan salah satu cara berbakti yang boleh kita lakukan, kita juga buat amal kebajikan untuk mereka, ataupun menghubungkan silaturahim dengan kawan-kawan mereka. Seolah-olah melakukan kebaikan kepada kedua ibubapanya.

Jika kita tidak dapat keredhaan kedua ibubapa tidak layak untuk mendapat syurga. Sedangkan di dunia, ini banyak balasan yang telah kita dengar pada anak yang derhaka. Dalam kitab fekah juga disebutkan bahawa, jika kita mendirikan ibadah sunat, di panggil ibubapa, maka sahut seruan mereka. Jika ibu tidak redha kepada anaknya, maka nerakalah tempatnya. Ibubapa ini, sejahat-jahat anak pun, dia masih sayang. Kasih sayang, ihsan, melebihi segalanya. Sanggup ibubapa tidak makan untuk memberi makan anak-anaknya. Namun anak-anak selalu melukakan hati ibubapa. Sedangkan kasih ibu itu membawa ke syurga. Kasih saudara ketika kita berada.

Amin Rasulullah s.a.w. pada langkahan kedua, bilamana berkata Jibril, amat rugi. amat malang dan amat celaka pada mereka yang diberi kesempatan oleh Allah melakukan ibadah pada bulan Ramadhan, lalu tidak mendapat sebarang keampunan dari Allah, maka aku mengaminkan doa dan kata-kata dari Jibril alaihisalam. Malaikat Jibril, disebut sebagai 'yang menjaga amanah Allah di langit' sedangkan baginda Rasulullah s.a.w 'yang sebagai 'orang yang membawa dan penerima amanah di muka bumi'.

Kita sedang berada berada dipertengah Ramadhan, terdapat keampunan dari Allah s.w.t. . Sebagaimana di sebutkan oleh Allah,

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (135). Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (136) " : Surah ali-Imran.

Orang yang telah melakukan perbuatan keji, maksiat, keji, mereka sedar dan kembali beristigfar dan memohon ampun kepada Allah, nescaya Allah akan menerima dan mengampunkannya. Siapa yang boleh memberi keampunan selain Allah?. Pastinya keampunan hanya dari Allah. Menurut Ibnu Abbas bila turun ayat ini, Iblis menangis dan meratap. Sehingga didengari oleh bala tentera iblis yang berada di lautan dan di atas daratan. Mereka bertemu Iblis dan berkata ' apa masalah kamu wahai tuanku' sehinggakan kamu meratap, kamu menangis, jawab iblis kepada tenteranya, ' Allah telah mengangkat satu ayat kepada anak adam iaitu orang-orang yang telah melakukan perbuatan keji dan maksiat, yang telah melakukan mungkar, dan juga mereka itu telah menzalimi diri mereka sendiri, lalu mereka beristigfar kepada Allah s.w.t, Allah menerima istigfar, taubat dari mereka itu. Maknanya selepas daripada ini, kalau sekiranya kita cuba menghasut, mengoda dan merosakkan anak adam, kalau sekiranya mereka itu beristigfar kepada Allah s.w.t. Allah ampun dosa mereka..!!. Maka jawab salah seorang bala tenteranya, wahai tuanku, kalau sekiranya kita tidak berjaya merosakkan anak-anak adam, dengan perbuatan keji dan mungkar alangkah baiknya sekiranya kita mengunakan hawa nafsu untuk melalikan merka itu, sehinggakan mereka tidak dapat ingat kepada Allah s.w.t. Sebulat suara mengambil keputusan untuk merosak dan membinasakan anak-anak adam, iaitu senjata yang paling ampun merosakkan mereka ialah dengan melalui hawa nafsu dan gangguan-gangguan yang lain.

Pernah satu ketika Saidina Umar menyesali perbuatannya 'aku sedang mengingati kesalahan dosa ketika jahiliah dulu, teringat dan menangis. sahabat bertanya, beliau berkata, membunuh anak perempuannya. Dia memerintahkan isterinya pakaikan pakaian cantik untuk bawa berjalan, dan menolak anaknya. Beliau masih tergiang-ngiang suara anak perempuannya. dan beliau mengadu pada rasulullah s.a.w. , Rasulullah menerangkan dosa semasa jahiliah terhapus dengan agama islam, sedang dosa anak adam terhapus dengan istigfar.

Bila pernah buat maksiat, sedar, maka perbanyakkan istigfar. Maka dengan hadis di awal tadi, bila berkesempatan berpuasa, tidak mengambil kesempatan memohon ampun kepada Allah, amatlah celaka.

Pada langkah seterusnya, Jibril berkata, celaka dan teramat rugi apabila disebut sahaja nama kamu, tidak berselawat ke atas kamu, maka kata rasulullah s.a.w. aku pun meng'amin'kan doa Jibril tersebut. Sedangkan rasulullah s.a.w. berkata, 'siapa yang mengucap dan menyebut selawat sekali ke atas aku' nescaya Allah akan menjawab 10 selawat dan salam ke atasnya'. maknanya kita baca satu selawat ke atas nabi, Allah Taala akan jawab ke atas kita dengan 10 kali selawat. Bukan manusia, tapi Allah s.w.t. dan ini dikuatkan oleh firman Allah :-

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. Surah al-Ahzab : 56

Perbanyakkanlah selawat, banyak hadis-hadis menyebut tentang kelebihan-kelebihan berselawat. Diantaranya, Allah menjadikan dia tidak lupa dan tidak nyanyok. Bahkan mencari sesuatu barang hilang, InsyaAllah jumpa.

Jadi 3 perkara yang disebut dalam hadis awal tadi sangat penting diambil ingat, ia kerana perkara besar ini sering kita abaikan. Bagi meraih kehidupan yang mulia di dunia dan akhirat, maka kita berhati-hati dengan perkara ini. Bab-bab agama sangat penting, lebih penting dari makan dan minum. Agama menentukan masa depan kita. Makanan halal haram juga boleh diketahui melalui agama. Bersamalah kita meraih redha Allah lebih-lebih pertengahan puasa ini merupakan sessi pengampunan Allah atas kemurahan Allah kepada hamba-hambanya. Semoga dengan keampunan tersebut, selamat semua kita dunia maupun di akhirat. InsyaAllah. Allahu a'lam.

Friday, August 27, 2010

SALAH FAHAM KONSEP PUASA

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


Ramadhan adalah satu bulan yang sangat banyak barakahnya. Bahkan Allah menganugerahkan berbagai ganjaran kepada hamba-hambaNya yang benar-benar berpuasa dengan erti kata yang sebenar-benarnya. Namun hari ini, konsep puasa itu telah di salah ertikan. Hanya beriya-iya menahan lapar dan dahaga sahaja, sedang yang lainnya berterusan mengundang berbagai dosa.

Ini disebutkan oleh Nabi SAW dalam sebuah hadith yang mana ertinya “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan buruk dan perbuatannya tatkala puasa, maka tiada hajat Allah baginya (kerana pahala akan terhapus) walaupun meninggalkan makanan dan minumannya” (Riwayat Al-Bukhari, 4/1903 – Fath al-Bari).

Merenungi hadis di atas, betapa boleh di fahami bahawa bukan setakat menahan makan minum. Banyak perkara yang perlu di jaga lebih-lebih lagi hati dan lidah. Jika berpuasa di siang hari, namun masih lagi mengumpat, mencaci, menghina, melakukan zina mata, lebih mendukacitakan jika tidak menunaikan solat fardu. Alangkah dukacitanya. Sedangkan solat adalah satu tuntutan yang sangat berat. Perlu di laksanakan sebaik mungkin.

Berdosa besar bagi orang yang meninggalkannya sedangkan tahu dan mengatakan ianya fardu. Ini jelas daripada hadis:

العهد الذي بيننا وبينهم الصلاة، فمن تركها فقد كفر

Maksudnya:Perjanjian diantara orang Islam dengan orang kafir adalah solat; sesiapa yang meninggalkannya maka kafirlah dia.(HR Tirmizi).

Sikap yang banyak berlaku dalam bulan ramadhan juga ialah membazir. Membazir adalah satu perbuatan yang sangat di larang. Ini kerana orang yang suka membazir itu dikatakan saudara syaitan. Perkara ini jelas di sebutkan dalam ayat :-

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوراً

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. Surah al-Israa : 27

Sikap yang buruk berlaku apabila terlalu berlebih-lebihan dalam makan minum. Bagai pendendam lagaknya. Tidak kira asal nampak semua menyelera semua nak di tala. Lantaran dibeli berbagai perkara dengan tidak terkira. Akhirnya bila makan berlebihan, maka badan menjadi letih. Bila badan letih, pastinya ianya menghalang untuk beribadah dengan sebaiknya. Bahkan ada yang tinggal terus untuk berbuat ibadah. Dalam menentukan perkara ini, Sikap sederhana Rasulullah s.a.w perlu di contohi.

Mengikut riwayat Anas bin Malik:
“Rasulullah s.a.w. berbuka puasa sebelum sembahyang dengan beberapa biji kurma basah jika tiada, baginda berbuka dengan beberapa biji kurma kering (تمر) dan jika tiada, baginda berbuka dengan beberapa teguk air.” (Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)

Sikap yang paling rugi bila mana dalam bulan yang dituntut kita memperbanyakkan ibadah ini, ada lagi yang malas untuk beribadah. Malas menghidupkan malam-malam dibulan ramadhan dengan ibadah sunat. Belum tentu lagi kita akan bertemu dengan ramadhan yang akan datang. Begitu pula, ramai yang bersolat sunat tarawih tetapi ada yang meninggalkan solat fardu. Ini kerana terlalu terpengaruh dengan hanya untuk mencari kelebihan mendadak kekadang memakai dan merujuk hadis palsu yang menyebut kelebihan dan ganjaran bersolat tarawih. Lantaran demikian, mereka hanya nampak untuk bersolat sunat lebih utama sedangkan yang wajibnya hilang entah ke mana. Rancangan yang dihidangkan di TV juga banyak mempengaruhi sehingga solat malam diabaikan. Sedangkan kelebihan yang amat besar bagi mereka yang menghidupkan malam-malam ramadhan.

Puasa juga sering kali dikaitkan dan menjadi kebiasaan puasa di jadikan alasan kerja tidak produktif. Alasan letih berpuasa seharusnya tidak seharusnya berlaku. Sedangkan berlakunya peperangan Badar ketika umat islam berpuasa, mereka tetap juga keluar berperang. Inikan kita bukanlah kerja kita itu lebih hebat dari ujian dalam peperangan.
Sikap malas membaca al-Quran, terbawa-bawa kemalasan demikian di bulan ramadhan. Banyak juga yang menghadkan bacaan satu-satu surah sahaja. Seperti surah yassin dan sebagainya. Bukan setakat malas baca Quran, bahkan malas juga untuk berdoa. Sedangkan sebaik-baik doa dibulan ramadhan, memohon keampunan dari Allah s.w.t. Malas sungguh sedangkan doa ketika berbuka itu tidak di tolak oleh Allah s.w.t.

Jadi rebutlah peluang lebih-lebih 10 ramadhan yang terakhir kerana di sana kuat sanad yang mengatakan jatuhnya lailatul Qadr dalam tempoh tersebut. Bukanlah bermakna kita mengabaikan malam ramadhan yang lainnya. Mereka yang beriman akan merebut sepanjang bulan ini dari awalnya. Amat malanglah, tawaran tertinggi ini kita terlepas ibadah dengan mengejar perisapan hari raya. Tidak kurang yang merasa tidak sedih, tidak bimbang bakal meninggalkan ramadhan. Paling menyedihkan sikap berhibur, bercampur lelaki perempuan dan berbagai kemaksiatan yang di buat di bulan ramadhan memusnahkan puasa sebulan. Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan boleh merendahkan ibadah puasa ramadhan itu sendiri, mudah-mudahan kita tidak tergolong dalam golongan yang lalai dari peringatan seumpama ini.

Barangsiapa mendirikan shalat pada malam Lailatul Qadar, karena iman dan mengharap pahala dari Allah niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari(Allah), niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” An-Nasa’i menambahkan:“Diampuni dosanya, baik yang telah lalu maupun yang datang belakangan. “

Pentingnya kita berpuasa dengan penuh keimanan kerana natijahnya kita akan tergolong dalam golongan yang disebut Allah, orang-orang yang bertaqwa. Tidak lain balasan, melainkan syurga yang tiada lah Allah itu memungkiri atas janji-janjiNya.

Disebutkan dalam Shahihain sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa puasa bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari (Allah), niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. “
Dan dalam Musnad Imam Ahmad dengan sanad hasan disebutkan: “Dan (dosanya) yangKemudian. “

Hanya beberapa hari lagi puasa akan berakhir untuk tahun ini. Jadikan baki ramadhan yang tinggal dengan melakukan ibadah yang benar-benar berkualiti di sisi Allah s.w.t. Moga kita semua mendapat rahmat, keampunan dan dijanjikan kita dengan syurgaNya dengan dijauhkan dari api neraka. Besarnya rahmat Allah memberi peluang kepada kita semua merasai nikmat hidup dalam iman dan islam, bahkan ganjaran yang tersangat besar jika berjaya memperolehi barakah lailatul Qadr yang pahalanya atas 1000 bulan yang pastinya tidak terjangkau umur kita mengapainya. Pemurahnya engkau hai Tuhan yang maha pengasih lagi penyanyang. Terima kasih ya Allah....


Sunday, August 22, 2010

KEMBALI KEPADA FITRAH

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Begitu pantas masa berlalu, hampir kita kepada pertengahan puasa. Barang siapa yang menunaikan ibadah ini dengan penuh keimanan adalah mereka yang mendapat ketinggian darjat di sisi Allah s.w.t.

Menyentuh perkara tersebut, Prof Sidek Baba membicarakan betapa orang-orang yang beriman itu ia berpuasa kerana menyahut seruan Allah sebagaimana umat yang terdahulu. Orang-orang yang percaya sahaja dia yakin ada kematian. Lanjutan dari itu, orang-orang yang yakin adalah mereka yang yakin akan adanya kematian di mana manusia akan pergi meninggalkan dunia ini dan akan di bangkitkan semula. Bagi sesiapa yang tidak yakin selepas mati ke mana, maka mereka akan meneruskan melakukan maksiat dan perkara mungkar dan mereka tidak yakin dengan kebangkitan semula.

Masuk dalam bulan ramadhan ibarat masuk ke sekolah. Bagi mendidik dan membentuk hati dan ruh. Bagi mengecas iman dan taqwa dalam sebulan ini. Sudah tentu bila Allah sebut, maka adalah kebaikan yang banyak di situ moga-moga kita berada dalam kalangan orang-orang yang mutaqqin. Di mana Allah redha kepada kita. Menandakan keadilan Allah atas terciptanya kita sebagai manusia.

5 Asas keadilan Allah pada manusia
.


Allah menciptakan manusia seadilnya dengan dilengkapi dengan segala kesempurnaan.

1. Sebagai insan (hambaNya).

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Surah Az- Dzariyat : 56

Kita diciptakan oleh Allah adalah sebaik-baik kejadian. Kita adalah hambaNya. Hamba adalah tingkat tertinggi di sisi Allah s.w.t. Bila kita mengaku kita hamba Allah, maka kita akan beribadah dengan rukuk dan sujud, dengan berpuasa, berzakat, bersedekah, berbuat baik, tidak mengumpat, tidak menzalimi, itu adalah ciri seorang hamba Allah. Sentiasa bergantung kepada Allah s.w.t. Tunduk dan akur titah perintah Allah. Maknanya ayat ini, menuntut ketundukan kita sebagai hamba. Perlu di ingat setiap perintah Allah, ada hikmah, rahsia, menafaat, rahmah dan nikmah di situ. Bila kita hamba, kedudukan kita adalah hamba.

2. Peranan.

Kita diberi peranan oleh Allah sebagai khalifah. Kita semua punyai tugas kepimpinan masing-masing. Ibu, ayah, guru, ketua dan apa saja jawatan kita, kita adalah pemimpin. Jadi menjadi tanggungjawab untuk kita melaksanakannya. Kita perlu laksanakan urusan Allah ini di muka bumi. Allah minta kita berfikir. Bila kita di beri hati, Qalbu, ruh kita boleh menimbang baik buruknya satu- satu perkara. Bila Allah ciptakan jasad kita, kita ada daya dan kita boleh bergerak lakukan amal soleh. Kita diberi akal oleh Allah untuk memiliki berbagai kebolehan dan bakat.

3. Al-Quran.

Al-Quran adalah kita panduan bagi manusia bukan untuk sekadar dan sembarangan manusia. Al-Quran hanya boleh diterima oleh orang-orang yang bertaqwa. Orang-orang yang yakin. Bukan sekadar kitab untuk dibaca, tetapi lebih kepada petunjuk jalan, merupakan cahaya sedangkan akal manusia sangat terbatas tanpa panduannya. Tanpa al-Quran, manusia tidak dapat memikirkan segala-galanya. Segala ilmu yang di dunia ini, diterangkan oleh al-Quran. Hatta bintang-bintang di langit, manusia hanya boleh meneropong dengan alat. Benda-benda yang dekat pun sangat sedikit di ketahui, apatah lagi perkara yang jauh dan ghaib. Hebat kejadian Allah. Oleh kerana itulah kita perlu tunduk, patuh, akur kepada perintah Allah. Tanpa al-Quran, macam mana nak pakai akal. Sedangkan al-Quran itulah petunjuk, penyuluh. Dalam surah Yasin ayat 2, di sebutkan.

وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ

Demi Al Quraan yang penuh hikmah.

Oleh sebab itulah, ayat-ayat Allah, fadilat, ganjaran, pahala dan apalagi kita tahu rahsia-rahsia, isinya dan tafsir al-Quran, Asbab Nuzul Quran semua itu sebagai pedoman hidup kita. Seluruh kejadian makhluk Allah baik di darat dan dilangit kita ketahui melalui ayat-ayat Allah. Al-Quran membentuk aqidah kita, syariat dan dengan nya kita tahu apa yang benar dan apa yang salah. Quran itu juga membentuk akhlak kita. Dalam al-Quran juga kita dapat tahu asas kejadian kita dan kajian sains membuktikannya.

Allah ajar kita berfikir. Allah soal kita dalam firmanNya " أَفَلاَ تَعْقِلُونَ " bermaksud, " Apakah kamu tidak berfikir". Maksud disini, adakah kamu tidak mengerti atau berakal yang diberi Allah s.w.t. Jadi, kajilah, selidiklah alam, pastinya mendapat petunjuk dan rahsia-rahsia berbagai. Bagaimana di ketahui bahawa gunung ganang bukan sekadar terpacak disitu. Ianya alah pahat bumi. Pasak perimbangan pada bumi. Ayat ini untuk kita memahami di antaranya perkara-perkara seperti ini.

Dalam surah al-Alaq pula Allah menceritakan tentang penciptaan manusia. Manusia dari darah beku. Itu yang hari ini, sains mengkaji kejadian bayi dari janin. Dari benih akhirnya ditiup ruh. Roh ini dari siapa? . Bukan dari siapa-siapa, Ruh adalah ciptaan Allah . Manusia sangat sedikit mengetahui tentang ruh. Itu adalah urusan Allah.

خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Surah al-Alaq :2


وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّن الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". Surah al-Israa' : 85

Bab-bab ghaib inilah yang memberi kekuatan. Asas kita Quran, ianya merupakan petunjuk. Jika tidak tadabbur dan mengkaji al-Quran bagaimana mungkin dapat asas-asas sains yang di pakai hari ini. Hari ini kita ada tamadun Islam. Intipati al-Quran di kaji dan dijadikan Sains.

4. Rahmat- Nabi Muhammad s.a.w.

Nabi Muhammad s.a.w. merupakan rahmat bagi seluruh alam. Ianya membawa risalah Islam. Menyampaikan risalah al-Quran, sehingga wataknya dibentuk oleh ayat-ayat Allah. Hidup dalam peribadi baginda tingkah laku, kata-kata dan segalanya hidup dalam dirinya adalah dari akhlak al-Quran. Ini ditegaskan oleh Sadatina Aisyah r.a.ha. Dan ini diperkuat oleh pernyataan Aisyah RA,

”Akhlak beliau (Rasulullah) adalah Al-quran.” (HR Abu Dawud dan Muslim).

Untuk Kita memahami al-Quran, perlukan nabi Muhammad s.a.w. Risalah ini hanya mampu di bawa oleh seorang manusia. Gunung ganang tidak mampu membawanya. Justeru itu, manusia untuk manusia. Namun tangan-tangan manusia jugalah yang merosakkan muka bumi.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerosakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al Baqarah: 30)

Sebagai manusia, kita mencontohi pekerti Nabi s.a.w. anak-anak mencontohi perangai dan belajar dari ibubapa. Ibubapa yang taqwa dapat membentuk anak yang taqwa. Di sekolah pelajar belajar dari guru dan rakyat mencontohi pemimpin-pemimpin mereka. Manusia perlu belajar dari manusia. Maka watak Nabi itu ada hasanah.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا

“Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)

Memang tidak dapat di nafikan Nabi s.a.w. bersifat kasihan dan kasih sayang kepada bapa saudaranya Abu Talib. Semua ini untuk memberitahu dan supaya kita boleh faham bahawa petunjuk itu hanya datang dari Allah s.w.t. Disini kita dapat menilai, bahawa akibat budaya, tradisi, orang akan jadi ingkar kepada Allah. Mereka tidak nampak islamnya, mereka nampak bangsanya. Apakah tidak ada rasa terpanggil untuk menyeru, dan terus menyeru kelompok-kelompok tertentu yang dibenci Allah ini. Tetap kena panggil. kena seru, itu tugas kita. Allah pedomankan pada Nabi s.a.w. dakwah dengan bijaksana, dengan kasih sayang, hikmah dan ikhlas. Memberi hidayah kerja Allah. Kita laksanakan kerja kita. Tugas kita hanya menyeru dan mengajak mereka kepada Islam.

Abu Talib, Tidak mendapat hidayah. Namun semuanya dalam pengetahuan Allah. Allahu a'lam. Allah yang maha tahu. Serulah dengan hujjah yang terbaik. Yakinkan mereka. Kita dulu siapa. bagaimana tingkahlaku kita?. Pasti ada pendakwah yang mengetuk pintu hati kita yang mengajak kita dengan kasih sayangnya. Maka jadilah diri kita sekarang seperti sekarang, dengan ilmu yang ada sekarang. Dengan keimanan yang ada sekarang. Pesoalannya sekarang kita jadi apa?.

Itulah pentingnya ibubapa yang beragama. Ramai ibubapa yang tidak tahu agama. Anak-anaknya bagaimana pula lakunya?. Itu semua kelemahan yang terbuka. Kelemahan kita yang masih ada benda-benda lagha. Anak-anak tidak ikut islam. Maka, kita tentukan 'software' program kita mengikut acuan agama. Umat Islam hari ini tidak mampu punyai ilmu yang berkembang. Orang bukan islam pula yang tentukan. Tugas sebagai khalifah bukan mudah.

Justeru itu, Rasulullah s.a.w. di utus oleh Allah. Ada hikmah, rahmah dan nikmah. Jelas, sebagai khalifah, Allah bekalkan kita petunjuk berupa al-Quran dan Hadis sebagai panduan. Makhluk yang lain adalah kegunaan manusia. Maka kembalilahlah dengan penuh kesyukuran kepada nikmat Allah yang tidak terhingga. Bukan kita yang mencipta pokok di darat, ikan di laut, air dan sebagainya. Dengan berfikir demikian, maka jadilah kita orang mutaqiin, yakni orang Taqwa yang hanya menyandarkan kepada Allah.

Kita berbeza dari orang kafir iaitu orang yang tidak percaya pada Allah. Kita ada pedoman, kawalan. Sifat taqwa, kalau masa mandi kita nak teguk seteguk air, boleh... tapi kita tidak buat. Meski orang lain tidak tahu, tetapi kita yakin Allah tahu. Jika kita berpuasa kerana manusia, kita boleh bawa bekal makanan dalam beg ketika ke pejabat. Bila tiada orang, kita akan makan. Tetapi itu bukan sifat seorang yang taqwa.

Seorang khalifah yang bertaqwa, kaya dengan iman. Kerja di jadikan ibadah, kerana sedar ianya satu amanah yang wajib di pikul sebaiknya. Datang tepat pada waktunya, setiap detik dijadikan ibadah, tidak dibuat sambil lewa, berbual-bual, membaca surat khabar dan sebagainya. Kerja itu dibayar gaji, maka ia tidak sia-siakan, kerana untuk memastikan gaji yang diperolehi adalah hasil yang halal. Berjalannya masa dibuat dengan amanah. Bila zohor memanggil, tunaikan kewajipan rukuk dan sujud kepada Allah. Dalam pada itu, orang bertaqwa akan bermahasabah diri, apakah masa 4 ke 5 jam yang berlalu tadi, telah dibuat dan dipenuhi dengan sebaiknya?. Apakah fail-fail yang perlu di selesaikan telah dibuat sepenuhnya... itulah sifat serang yang taqwa.

Sayangnya hari ini anak-anak, masyarakat banyak belajar dan mendapat ilmu yang membawa musibah dan murka Allah. Semua ini menjadi fitnah dalam hidup mereka. Maka puasa mendidk kerohanian kita agar menjadi hebat. Mendapat taqwa yang kuat. Bukan sekadar menahan lapar dan dahaga. Ianya merupakan kekangan nasfu yang menguasai kita. InsyaAlah. Bila batin kita berpuasa, itu yang boleh membawa perubahan yang ketara. Puasa yang sekadar menahan lapar tidak banyak memberi makna.

Dengan tadabur Al-Quran, berzikir, bersedekah, ianya adalah sesuatu yang rohani. Sesuatu yang rohani itu apa?. Itulah jawapan bagaimana hati kita melakukan proses tazkiyah. Pembersihan melalui latihan dan pembersihan. Jika sebelumnya kita pemarah, dengan puasa kita boleh bersabar, mengawal, bertolak ansur, jiwa akan memiliki sifat belas kasihan yang tinggi. Bulan puasa juga timbul soal zakat fitrah, sedekah bertujuan pembersihan harta pula.

Tidak semua orang ditakdirkan hidup senang. Jadi, jenguk-jenguk periuk nasi mereka. Jiwa yang pemurah bermatlamatkan seorang yang ingin menjadi mutaqiin. Meraikan orang miskin, tidak menghampakan mereka, tidak lah seseorang itu akan rugi. Malahan Allah limpah dengan rahmat yang berganda-ganda di datangkan. Jika tidak demikian, pastinya duit kita tetap juga keluar, semada tiub basikal bocor, kereta rosak yang memerlukan 'repair' semula. Tidak akan papa kedana para penderma atau menjadi seorang yang pemurah. Harta itu dari Allah. Rezeki itu dari Allah. Bila ada orang datang minta sedekah itu, itu adalah milik mereka. Keluarkan lah..

Banyak asnaf yang layak terima zakat. Di antaranya orang-orang miskin, anak-anak yang belajar di bantu. Paling tidak itu sebagai tanda bersyukur kita atas rezeki yang di anugerahi oleh Allah s.w.t. Bukan bersyukur itu hanya sebut di mulut. Caranya bagaimana?. Puasa bagi orang yang bersyukur juga, akan membentuk diri jadi pemurah, ianya akan mengeluarkan penyakit-penyakit hati. Puasa bukan puasa zahir sahaja. Ianya lebih kepada batiniah. Iaitu "Yang Allah Redha". Contoh buat baik, jujur, amanah sesuatu yang Allah redha merupakan sesuatu yang rohaniah. Hati yang berbuat demikian. Itulah kualiti Ihsan. Baik berihsan terhadap manusia atau haiwan.

Firman Allah SWT dalam surah al-Qasas ayat 77:

Maksudnya: “ Dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu; dan janganlah engkau melakukan kerosakan di muka bumi; sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang berbuat kerosakan”.

Sebagaimana didalam sebuah hadith yang panjang dari Abu Hurairah ra., dimana Malaikat Jibril bersoal jawab dengan Nabi s.a.w. dan disana ada menyebut mengenai maksud ihsan :-

مَا الْإِحْسَانُ ؟ قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ


“Apakah itu Ihsan? Baginda menjawab : Sesungguhnya kamu beribadat kepada Allah seolah-olah kamu melihatnya, walaupun kamu tidak melihatnya, akan tetapi Allah melihat kamu” [Hadith Riwayat Bukhari #50, Muslim #9].

Mereka yang dikatakan telah memperolehi Ihsan dikatakan telah mencapai kenikmatan ibadat seolah-olah dia melihat Allah ketika melakukan. Jadi tidak timbullah buat sesuatu untuk orang puji, sanjung atau orang tengok. Seorang yang berjiwa ihsan, perasaan dan jiwanya halus. Ibarat bila bersedekah, tangan kanan memberi tidak nampak oleh tangan kiri, walaupun dekat. Sebesar zarah kita buat Allah tetap nampak. Bila kita yakin, kita tidak menipu, tidak berdusta, tidak berbohong. Inilah seorang yang punyai rohaniah yang tinggi. Jiwa yang hebat.

Dengan puasa, kita kembali semula kepada fitrah tersebut. Sepanjang tahun macam-macam perkara berlaku. Kita insan yang terlupa, lalai dan lemah sekali. Banyak perkara yang tidak sengaja dan sengaja dilakukan. Maka kembalilah kepada fitrah. Kembali sebagaimana dilahirkan dahulu, ibarat kain putih. Bertahun kain telah tercorak, oleh kerana kawan, khianat, mungkir janji, belot terhadap amanah.. banyaknya titik-titik hitam dan noda tersebut. Kembali ke punca semula. Kembali kepada fitrah, dengan bertaubat kepada Allah. Dengan penuh keikhlasan, moga-moga Allah menerimanya. Kecuali yang syirik kepada Allah. Orang yang sesat dengan syirik jangan sekali-kali di buat. Tiada ampunan bagi yang syirik. InsyaAllah, lain-lain dosa ada ruang ampunan Allah. Baik dosa kecil maupun dosa besar. Masih ada. Yang sudah itu, sudah lah.... itulah seru ustaz sepenuh keikhlasan.

Kita janganlah menjadikan dimata bukan islam, menunjukkan umat islam itu malas, tidak ada usaha, tidak maju. Dulu-dulu orang belajar dari orang islam. Tapi sebaliknya hari ini, orang islam banyak belajar dari orang bukan islam.

Kenapa dalam doa kita minta "kebaikan didunia dan kebaikan di akhirat". Apa dia kebaikan di dunia yang menjadi jambatan di akhirat, yang menjauhkan kita dari neraka Allah. Bila kita kaya, adalah dari rezeki yang betul. Rezeki yang betul diberkati dengan kemurahan bersedekah kepada anak-anak yatim, pusat-pusat tahfiz pun dapat. Jika sedikit ada, beri sedikit. Infaqkan harta dengan bersedekah. Percayalah .... tidak akan rugi orang yang bersedekah. Bahkan, Allah tambah... tambah lagi...

Bila menyebut raya, Raya fitrah. Bermakna bersih dan baik. Sebelum ramadhan, bagaimana kita?. Jelek sekali. Bila melalui puasa, pastinya boleh membentuk diri, mengawal diri, mencari rezeki yang halal. Bahkan ada tekad melakukan perubahan. Jika dulu puasa duduk aje tidak mahu buat kerja, tidur aje, kita cubalah berubah. Bila raya, bermaaf-maafan lah. Pastinya kita berdosa tidak kiralah dosa kecil atau besar. Kita banyak di lalaikan. Kadang-kadang dengan jiran kita berbahasa kesat. Suka menunjuk-nunjuk menyakiti hati jiran. Tidak kurang kita, kalau meminta maaf. Bila pulang ke kampung halaman, bertekad untuk menziarahi seramai mungkin. Mungkin saudara-mara yang telah tua, suka mereka di ziarahi. Bawalah apa-apa sahaja. Bila beli, lebihkan sedikit untuk diberi pada mereka. Sejuk dan gembira hati mereka. Sebelum ini tidak siapa yang mengembirakan mereka. Dengan kehadiran kita, pastinya mereka gembira. Bayangkan kalau kita di tempat mereka sewaktu tua nanti. Suatu ketika kita mungkin jadi macam mereka. Tertunggu-tunggu orang datang menjengah, datang membantu.

Pastinya keadaan dan suasana demikian akan meninggikan ketaqwaan kita. Kita dulu pernah kecil, kini telah melonjak dewasa. Pastinya kita semakin tua, sakit-sakit itu adalah tanda-tanda. Tanda bahawa rumah kata pergi, kubur kata mari. Apapun, kita berdoalah supaya mudah menghadapi mati. Namun tidak semua dapat. Ada yang berharap mati di Makkah. Juga tidak semua dapat. Namun kita perlu redha dan biarlah dalam hidup yang sementara ini kita lakukan sebaik-baiknya.

Dengan kata-kata, senyum, itu juga sedekah. Beri keceriaan, bertanya khabar, itu juga sedekah. Dunia ini sangat sementara, Berapa tahun boleh bertahan. Segala harta, kebanggaan, kereta, duit simpanan, semuanya bakal tinggal di dunia. Jika ada anak soleh, mereka akan kendalikan dengan baik. Bahkan berdoa untuk kita.

Moga puasa kita diterima oleh Allah dan ada barakah. Ada pula manafaat untuk orang lain. Juga kita mendoakan kepada kedua ibubapa kita, kerana doa anak yang soleh itu sampai kepada orang tuanya. Allahu a'lam.

Friday, August 20, 2010

USTAZ DZULKHARI : Mencari Redha Allah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَن يَخْلُقُوا ذُبَاباً وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئاً لَّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Surah al-Haj :73

Memetik ayat tersebut, ustaz menyatakan betapa orang yang menyembah selain Allah tidak mampu mencipta seekor lalat pun. Ajaran agama samawi telah banyak di seleweng. Agama yang paling syumul, paling baik merangkumi seluruh aspek dunia dan akhirat hanya Islam. Baik dari segi pembelajaran, gerak kerja, ekonomi dan rumahtangga hatta masuk dalam bilik air, masuk dalam rumah semua telah di ajar dan hanya ada dalam islam sahaja.

Allah mencabar mana-mana orang yang menyembah selain Allah, untuk mencipta lalat sahaja pun, tapi tidak akan sekali-kali mampu. Orang yang mengaku mampu hanya mengambil sumber-sumber dari perkara yang telah di adakan oleh Allah. Adapun Nama Allah al-Muid, yang memberi makna Allah boleh mengadakan dari perkara yang tiada kepada ada(mengembalikan). Allah akan bangkitkan kita semula di hari kebangkitan. Balasan bahagia atau celaka bergantung pada amal masing-masing.

Bukan mudah untuk menjadi seorang yang mendekat diri dan menjadi orang soleh. Sebagai panduan mari kita memetik 5 nasihat yang diberi oleh Ibrahim Adham,


i) Tutuplah pintu kesenangan, buka pintu kesenggaraan.

Sebagai contoh, sahabat Nabi s.a.w. Abu Bakr meninggalkan kesenangan, Sallehudin al-Ayubi, seorang pembesar yang tinggal kesenangan untuk pilih berjihad dijalanAllah di Palestin. Mereka memiliki Hati yang berbahagia. Hati yang berbahagia bukan maknanya senang diluar, tetapi dengan kesengsaraan yang dihadapi di atas jalan Allah,

Doa Nabi Ibrahim :
وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

"Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan.(Yaitu) di hari harta dan anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih" (Asy Syuara: 87-89)

Cerita-cerita begini tentang nabi dan orang-orang soleh, memilih kesengsaraan kerana memikul jalan Allah. Jalan ini dengan menutup pintu kesenangan dan beri kesengsaraan kepada pintu syahwatnya. Pilih jalan derita. Orang membakar Nabi Ibrahim, dia sengsara, namun diangkat darjat yang besar di sisi Allah. 3 pendakwah berdakwah di tolak dakwahnya, tukang kayu yang mengikut di cincang sampai mati.

Maka disitulah letaknya nilai puasa itu, bahkan puasa bukan puasa mulut , orang umum pikir apakah perkara yang membatalkan puasa. Namun orang yang bersih hati fikir apa yang membatal pahala puasa. Namun ramai yang berpuasa sekadar mendapat lapar dan dahaga. Amalan mereka bagai debu yang ditiup angin. Bentuklah nafsu jadi sengsara dengan malam bersolat pula tarawih. Agar syahwat rasa sengsara. Barulah nikmat hati dapat di rasa.

ii) Tutup pintu kesombongan dan buka pintu kerendahan hati.

Sombong itu perangai iblis. Dia tidak mahu hormat pada nabi adam. Sedangkan itu hanya simbolik ketaatan kepada Allah. Mereka yang dihinggapi dengan penyakit sombong, kadang-kadang kata ustaz, dalam menghancurkan syahwat yang degil, perlu di sebut juga bodoh sombong. Sombong dalam bahasa arab 'mutakabir' itu terletak dalam hati. berlainan dengan 'al mustaqbirin' merupakan sombong yang ditunjuk-tunjuk. Ini yang dikatakan bodoh sombong. Orang kaya sombong simbolik pada Qarun. Qarun terdiri dari kalangan keluarga Nabi Musa, bila di nasihati dia megah dan sombong, rasa harta tersebut atas usahanya sendiri. Ingkar dan tak mengerti semua itu adalah pemberian Allah. Mengingatkan ustaz pada semua, Jangan sombong dengan harta, nanti Allah rampas dengan cara yang kasar. Mungkin juga sesuatu yang tidak terjaga di akal kita, diluar duqaan. Nauzubillah. Ambil iktibar tentang Keruntuhan, kebakaran. Petanda balasan Allah pada orang yang sombong. Di akhirat pula mendapat azab yang berkekalan. Lebih teruk jika orang miskin yang sombong. Merasa diri kaya.

Buka pintu kerendahan. doa hidup saya sebagai orang miskin, matikan sebagai orang miskin, bangkitkan seperti orang miskin. S. Ali beri roti untuk beliau berbuka bila ada orang miskin meminta-minta dan beliau sanggup belapar pada malam itu. Demikianlah hebatnya mereka yang memilih jalan sengsarakan keperluan nafsu syahwat mereka.

iii) tutup pintu santai bersenang lenang, buka pintu perjuangan.

Memetik Kata-kata al-Fadhil, Arwah Ustaz Fadzil Noor, jangan hidup sehari dalam hidup anda berlalu tanpa memikirkan soal islam. Soalah diri kita, apa kita buat untuk islam hari ini. apakah harus saya menderma, mengajar anak-anak Quran atau perkara-perkara agama. Imam Nawawi bila diminta nasihatnya dia tidak mengampu raja untuk dapat pangkat atau kesenangan, dengan benar dan tegas dia berkata pada raja, pada tuanku, pada pelayan tuanku di tangan kaki ada emas, ambil dulu harta tersebut. baru ambil harta rakyat. Natijahnya dia di buang daerah. Begitulah hakikatnya seorang ulama soleh, tidak pilih hidup kesenangan. Kalau pun dia boleh mendapatnya seperti orang-orang yang lain.
Hadis : barang siapa yang tidak peduli urusan umat islam bukan umat islam.

Masalah muda mudi hari ini, tidak kiralah bersekolah dimana jua, mereka tidak lari dari inginkan suasana berpasangan. lansung tidak ada perasaan bersalah. Sanggup melakukan perbuatan keji dan langsung tidak ingat akhirat. Tidakkah merasa malu, seperti filem hari ini mengambarkan watak atas katil, watak berkemban di tepi sungai. perlukah buat filem yang melanggar syariat islam demikian? Pastinya jawapan orang sombong bila ditanya akan menjawab semua itu untuk mengambarkan dan menghidupkan watak dan cerita. Mereka enggan.. dan tidak mahu dengar nasihat agama. Bidalan jangan jaga tepi kain orang sangat bertentangan dengan ayat al-Quran agar suruh berbuat baik dan cegah kemungkaran.

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Surah ali-Imran: 104

iv) Tutup pintu tidur buka pintu berjaga malam.

Ramadhan adalah disebutkan bulan al-Quran. Ramadhan itu sepanjang hari dalam 24 jam. Bukanlah ramadhan itu hanya puasa minum dan makan. Hari ini, bangun sahur jam 12 malam, kemudian tidur hampir subuh, ramai yang lengah subuh dan tidak bersolat. Hikmah sahur agar kita dapat menghidupkan qiamulail, dengan solat tahajud dan taubat, makan sahur itu simbolik kepada bangun malam tersebut . Hikmah berbuka dianjurkan cepat, disebabkan untuk ibadah juga kerana maghrib itu waktu solatnya pendek. Kemudian boleh bersiap untuk ke tarawih pula. SEbaliknya bila masuk ramadhan di jadikan bulan makan, masa ni pula hotel nak offer macam-macam hidangan hatta anak yatim yang tak kenal hotel pun dibawa ke hotel, kadang-kdang sampai melewatkan isyak seterusnya tarawih. Terlalu ramai yang boleh bersedekah untuk perut. Apa yang lebih baik kiranya dapat ramai yang bersedekah pula pada yang baru memeluk islam, untuk menjinakan hati mereka dengan amalan soleh. Juga sumbangan diperuntukkan lebih ke sekolah-sekolah yang menuntut ilmu Allah. Sayangnya ramai yang buang duit pada perkara-perkara lalai, seperti beli kuda dengan harga berjuta, tidak berapa minggu kemudian mati, membazir dan habis begitu sahaja kerana mereka tidak nampak apa yang terlebih baik di laskanakan untuk membantu jalan Allah. Dari memperuntukkan untuk membesarkan perut lebih baik memperuntukkan sedekah untuk pusat membina remaja kepada cara hidup islam kerana ianya melahirkan remaja islam yang besar jiwa dan penuh keimanan.

v) Tutup pintu kekayaan dan buka pintu kemiskinan.

Seorang kaya tapi tidak memandang hartanya lalu ia menginfakkan pada jalan Allah. Ia dikatakan Dermawan. Tujuan hidupnya hanya mengharap redha Allah. Maknanya walaupun dia seorang yang kaya, tetapi harta itu tidak melekat di hatinya. Dia hidup seperti orang biasa. Sebaliknya seorang miskin dia rajin berusaha dengan nikmat sihat dan anggota yang Allah kurnia. Bila mendapat pendapatan walau sedikit, ada sedikit duit, digunakan untuk tanggungan nafkah dan infakkan sebahagiaannya. Ini di katakan jiwa rasa kaya. Mereka cukup apa yang ada dan tergolong dalam kalangan yang Qanaah. Merasa kaya untuk bersedekah.

Sebuah hadis dari Abu Hurairah r.a, telah berkata bahawa Rasulullah s.a.w telah bersabda yang bermaksud :

“Yang dikatakan kaya itu bukanlah kerana banyak harta benda tetapi yang sebenar-benarnya ialah kaya jiwa (hati).” Riwayat Bukhari & Muslim.

Merenungi dengan baik maksud sebenar yang disebalik hadis tersebut adalah amat mendalam pengertiannya dan bersalahan dengan tanggapan fikiran orang sekarang ini. Rata-rata manusia pada hari ini berpendapat bahawa kaya yang sebenar ialah kekayaan yang melimpah-ruah dan kelilingi dengan harta berupa wang ringgit, sawah, ladang, banglow, saham dan sebagainya …. ditanam di kepala dan difahami oleh segelintir dari Umat Islam pada hari ini, begitulah adanya. Apatah lagi jika seseorang itu bergelar jutawan, hartawan dan sebagainya semakin tinggi nilainya di mata masyarakat sedangkan maksud sebenar kaya itu bukanlah begitu.

vi) Tutup pintu harapan buka pintu kematian.

Tiba-tiba ada kematian. Mungkin teman mungkin jiran. Biasa kita mendengar demikian. Kematian semakin mendekat. Imam ghazali mengajar murid. Melontar persoalan 'apa yang paling jauh', jawapan yang diterima berbeza-beza seorang dengan seorang yang lain, menurt Iman Ghazali, yang paling jauh ialan masa yang lepas. Sehari terlepas, maknanya mejauh kita satu hari. makin jauh dan makin jauh. Pertanyaan kedua , 'apa pula yang paling dekat', Jawapannya adalah kematian. Semakin hari kematian semakin mengintai, tidak kira orang sihat atau sakit. Perkara pasti yang makin dekat setiap ketika. Namun disitu ada lagi perkara lebih besar dari kematian. Itulah orang yang paling cerdik, menurut Imam Ghazali. Inilah dia dalam perkiraan nabi, adalah orang yang melengkapi syarat, bahkan paling berkelibar, sangat bedidikasi, itulah orang yang menghina dirinya dan sentiasa merasa diri dibelakang orang dengan merendah diri terhadap amal-amal dan bersungguh-sunggunh mengapai dan beramal untuk hidup selepas kematian. Inilah orang yang paling cerdik.

Apa yang berlaku hari ini, ramai yang terleka kehidupan selepas mati tersebut. Malahan sebaik habis ramadhan kembali semula kepada segala perilaku yang sangat bertentangan dengan latihan keimanan yang telah dijalankan agar diteruskan dibulan-bulan lainnya. Jika ini berlaku, seseorang itu dikhuatiri menjadi hamba Ramadan, gagal menjadi hamba Allah yang patuh dan tunduk kepada perintah dan hukum-Nya sepanjang masa.

kata Imam Hasan Al Basri, “jadilah kamu hamba Allah (yang beribadah sepanjang masa, tempat dan suasana), jangan menjadi hamba Ramadhan (yang hanya tekun beribadah di bulan Ramadhan). Begitu pula yang di sebutkan oleh Imam al Qardawi, menyatakan pertanyaan Allah kepada hamba-hambanya , adakah mereka itu "hamba ramadhan atau hamba aku".

Diperintah kita meninggalkan maksiat, sebaliknya ibadah yang di tinggal dan diambil hiburan. Iman al-qardawi, menyatakan jadilah hamba Allah, Allah ada dalam bulan syawal, safar dan lainnya, bukan dibulan ramadhan sahaja.

Dalam nasihat yang lain juga disebutkan oleh Ibrahim Adham, bahawa "Seseorang tidak akan mencapai darjat kesolehan, kecuali melalui enam rintangan: menutup pintu kemuliaan dan membuka pintu kehinaan, menutup pintu nikmat dan membuka pintu kesukaran, menutup pintu istirehat dan membuka pintu perjuangan, menutup pintu tidur dan membuka pintu jaga, menutup pintu kekayaan dan membuka pintu kemiskinan, menutup pintu harapan dan membuka pintu bersiap menghadapi maut" .

Allahu a'lam.